Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin menerima kunjungan dari Toyo Foods Co., Ltd. pada tanggal 21 Juli 2024. Perusahaan asal Jepang yang telah berdiri sejak 1966 ini, telah memiliki pengalaman yang panjang dalam penyelenggaraan makan siang bagi anak sekolah dengan skala besar mencapai 1.390.000 juta makan siang di sekolah dalam satu hari. Hal ini membuka peluang kolaborasi ke depannya karena dalam 2 tahun terakhir Departemen Ilmu Gizi menjalin kerja sama dengan AIPGI (Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia) dan Badan Ketahanan Pangan Nasional dalam pelaksanaan Program GENIUS (Gerakan Edukasi dan Pemberian Pangan Bergizi untuk Siswa) di 14 Sekolah Dasar yang tersebar di 5 kabupaten/kota yang ada di Sulawesi Selatan.
Kunjungan ini dilakukan langsung oleh Yutaka Oki, selaku Assistant General Manager didampingi oleh Prof. Dr. Ir. Dorothea Agnes Rampisela, M.Sc. dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Mayarakat (LPPM) Universitas Hasanuddin yang saat ini menjabat sebagai Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sagu.
Dalam kunjungan tersebut, Ketua Departemen Ilmu Gizi, Ketua Program Studi S1 Ilmu Gizi, Kepala Laboratorium Kuliner, dosen beserta staf menyambut baik dan mengharapkan ada kegiatan-kegiatan yang dapat dikolaborasikan nantinya.
Kegiatan diawali dengan visitasi Laboratorium Kuliner, Dr. Healthy Hidayanty, SKM, M.Kes. selaku Ketua Departemen Ilmu Gizi memandu dan memperkenalkan fasilitas yang ada di Laboratorium Kuliner serta kegiatan pendidikan dan penelitian yang biasanya dilaksanakan di lab tersebut. “Laboratorium Kuliner banyak dimanfaatkan tidak hanya oleh mahasiswa yang berasal dari Program Studi S1 Ilmu Gizi, tetapi juga mahasiswa yang berasal dari luar Universitas Hasanuddin, termasuk pengembangan berbagai produk penelitian oleh dosen”, tandasnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan profil Laboratorium Kuliner, mulai dari sejarah pendirian, fasilitas, aktivitas, dan pengalaman dalam pengembangan menu untuk School Lunch Box. Sharing informasi terkait School Lunch Box semakin lengkap dengan adanya pemaparan dari Yutaka Oki terkait pengalaman menyelenggarakan makan siang pada sekolah di Jepang dan implikasinya terhadap kebiasaan makan dan perbaikan status gizi siswa. Lebih jauh, beliau membahas potret diet yang ada di Indonesia saat ini yang cenderung tinggi gula, garam, dan lemak dan hal ini yang menjadi urgensi perlunya digagas School Lunch Box yang berbasis gizi seimbang.
Kegiatan ditutup dengan sesi dokumentasi bersama dan berharap ada tindak lanjut untuk mempererat hubungan antarkedua institusi dan menginisiasi peluang-peluang kerja sama yang dapat dapat dilakukan ke depannya.