Batui Selatan, 29 Agustus 2024 — Sebanyak 25 kader Posyandu dari empat desa di Kecamatan Batui Selatan, yaitu Desa Bone Balantak, Desa Masungkang, Desa Paisubuloli, dan Desa Sinorang, mengikuti pelatihan intensif yang diadakan pada tanggal 29 Agustus 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam memberikan layanan kesehatan dasar kepada ibu dan anak di tingkat desa, khususnya dalam upaya pencegahan stunting.
Pelatihan ini merupakan bagian dari kerjasama antara Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) dan JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi, yang berkomitmen untuk mendukung program kesehatan masyarakat di daerah pedesaan. Materi pelatihan disampaikan oleh Bapak Dr. Abdul Salam, SKM, M.Kes, seorang peneliti dari Program Studi Ilmu Gizi FKM Unhas, yang memberikan pengetahuan mendalam mengenai konsep dasar Posyandu, teknik pengukuran antropometri yang benar, perhitungan usia anak, pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS), serta strategi efektif untuk pencegahan stunting.
Dalam paparannya, Dr. Abdul Salam menekankan pentingnya akurasi dalam pengukuran antropometri sebagai dasar untuk memantau pertumbuhan anak. “Pengukuran yang tepat akan membantu kader Posyandu dalam mendiagnosis dan menangani masalah gizi secara lebih dini dan tepat,” jelasnya. Beliau juga menekankan pentingnya edukasi gizi kepada masyarakat untuk mencegah stunting, yang masih menjadi masalah kesehatan di banyak daerah.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis dalam jangka panjang, yang dapat berdampak pada perkembangan fisik dan kognitif anak. Oleh karena itu, kader Posyandu dilatih untuk mengenali tanda-tanda stunting dan memberikan edukasi tentang pentingnya pola makan yang seimbang, pemberian ASI eksklusif, dan pemantauan pertumbuhan anak secara rutin.
Pak Didi Supriadi, perwakilan dari JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi, menyatakan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan dalam mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat di sekitar wilayah operasi mereka. “Kami berharap kegiatan ini dapat membekali kader Posyandu dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memberikan layanan kesehatan yang lebih baik dan membantu menurunkan angka stunting di Kecamatan Batui Selatan,” ujarnya.
Kegiatan ini mendapatkan sambutan positif dari para kader yang hadir. Mereka merasa pelatihan ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan kapasitas mereka sebagai tenaga kesehatan di komunitas. “Kami sangat berterima kasih atas pelatihan ini. Kami sekarang lebih memahami cara melakukan pengukuran yang benar dan bagaimana mengisi KMS dengan data yang akurat, sehingga kami dapat memberikan informasi yang lebih tepat kepada para orang tua di desa kami,” ungkap salah satu peserta pelatihan.
Diharapkan, pelatihan ini dapat menjadi langkah awal dalam memperkuat peran Posyandu sebagai garda terdepan dalam pemantauan kesehatan ibu dan anak di tingkat desa. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh, para kader Posyandu dapat membantu meningkatkan status gizi dan kesehatan anak-anak di desa mereka, serta berkontribusi dalam upaya pemerintah untuk mengurangi prevalensi stunting di Indonesia.