Makassar, 25 Juni 2023 – Praktik Belajar Lapangan (PBL) III yang berlangsung selama 2 minggu telah sukses dilaksanakan oleh 6 mahasiswa Posko 8 dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin di Kelurahan Tekolabbua. PBL III merupakan kelanjutan dari PBL I dan PBL II yang bertujuan untuk mengevaluasi keberhasilan program intervensi kesehatan sebelumnya.
Pada PBL III ini, mahasiswa PBL Posko 08 fokus pada kegiatan evaluasi terhadap setiap program intervensi kesehatan yang telah dilakukan pada PBL II sebelumnya. Evaluasi ini bertujuan untuk menilai tingkat keberhasilan program intervensi kesehatan dan manfaatnya. PBL ini dimulai pada tanggal 14 Juni 2023 dan berakhir pada tanggal 27 Juni 2023.
Selama melaksanakan PBL di Kelurahan Tekolabbua, mahasiswa Posko 08 berhasil mengidentifikasi beberapa problematika kesehatan yang ada di kelurahan tersebut. Dari hasil identifikasi tersebut, empat masalah kesehatan yang mendapatkan prioritas adalah permasalahan sampah, stunting, minimnya pengetahuan mengenai HIV/AIDS, dan hipertensi. Berdasarkan prioritas ini, Posko 08 menyusun program intervensi yang terdiri dari empat program intervensi fisik dan tiga program intervensi non-fisik.
Hasil evaluasi program intervensi tersebut menunjukkan beberapa capaian yang positif. Pemasangan papan wicara tentang pengolahan sampah telah berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memilah dan mengolah sampah sebelum membuangnya. Program pemberian tablet tambah darah pada remaja putri MTS DDI Tekolabbua juga memberikan hasil yang positif dengan meningkatkan jumlah remaja putri yang rutin mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD). Selain itu, program edukasi melalui buku dan lembar balik mengenai perilaku hidup bersih dan sehat, pencegahan hipertensi, pencegahan HIV/AIDS, serta stunting, juga memberikan manfaat yang baik.
Selain program intervensi fisik, terdapat juga program intervensi non-fisik yang telah dilakukan, seperti penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah Dasar, penyuluhan edukasi pencegahan HIV/AIDS dan pernikahan dini di MTS DDI Tekolabbua, serta penyuluhan edukasi stunting melalui optimalisasi 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Ketiga program ini juga berhasil meningkatkan pengetahuan masyarakat setempat.
Meskipun dalam pelaksanaan evaluasi terdapat beberapa hambatan, seperti sulitnya mengumpulkan kembali responden dan adanya ketidakhadiran responden (lost to follow up), evaluasi program tidak mengalami kegagalan. Kendati demikian, masih diperlukan pembenahan dan pemahaman yang lebih optimal bagi masyarakat tentang kesehatan itu sendiri.
Seluruh program intervensi kesehatan yang telah dilaksanakan oleh Posko 08 ini sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs) yang menekankan kehidupan sehat dan sejahtera. Program-program ini merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat Kelurahan Tekolabbua dalam rangka implementasi SDGs.
Lusy Cornelia Mahmuddin, selaku koordinator kelurahan dan anggota Posko 08, berharap agar program-program yang telah dilaksanakan dapat terus berjalan dan berkembang lebih baik di masa depan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.