Desa Tinco, 25 Juli 2025 — Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) yang melaksanakan Praktik Belajar Lapangan (PBL) I di Desa Tinco, Kecamatan Citta, Kabupaten Soppeng, menyelenggarakan Seminar Akhir sebagai bentuk laporan dan refleksi atas kegiatan pembelajaran lapangan yang telah berlangsung selama beberapa pekan.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat pagi, 25 Juli 2025, bertempat di Kantor Desa Tinco, dan dihadiri oleh 12 orang peserta yang terdiri dari, Kepala Desa Citta beserta jajaran aparat desa, ,kepala dusun, kader posyandu,serta perwakilan masyarakat dari berbagai wilayah dusun. Antusiasme peserta terlihat dari partisipasi aktif selama sesi diskusi dan tanya jawab.
Adapun pelaksana kegiatan terdiri dari delapan mahasiswa FKM Unhas yang sedang menjalani PBL I, yakni Muhammad Hilmy Nur (Kesling), Mufidathul Asmi (Epidemiologi), Yusdalifa (PKIP), Nafi’ah (K3), Zhika Taswiah (K3), Ayu Amalia (AKK), Fatiyah Erica Dewi Baharuddin (AKK), dan Indira Salsabila (MRS). Kegiatan ini berada di bawah bimbingan oleh supervisor lapangan, Bapak Owildan Wisudawan B., SKM., M.Sc.
Dalam seminar ini, mahasiswa memaparkan tiga prioritas utama permasalahan kesehatan masyarakat Desa Citta, yang berhasil diidentifikasi melalui observasi, wawancara, dan kegiatan Focus Group Discussion (FGD). Ketiga isu tersebut adalah:
- Pengelolaan sampah yang belum optimal, Sebagian besar rumah tangga di Desa Tinco masih membuang sampah rumah tangga secara sembarangan, seperti ke kebun, sungai, atau membakarnya di halaman. Kurangnya sistem pengumpulan sampah yang terstruktur serta tidak tersedianya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) skala desa membuat pengelolaan sampah tidak terkontrol. Hal ini menimbulkan risiko pencemaran lingkungan dan kesehatan, termasuk potensi munculnya vektor penyakit seperti lalat, tikus, dan nyamuk
- Akses air minum layak yang terbatas, Warga desa masih bergantung pada sumber air yang belum terjamin kualitasnya, seperti sumur dangkal atau mata air yang belum terlindungi. Beberapa wilayah bahkan mengalami kesulitan air bersih saat musim kemarau. Keterbatasan akses air minum layak berdampak pada rendahnya praktik kebersihan rumah tangga dan sanitasi dasar, yang dapat meningkatkan risiko penyakit diare, kulit, dan infeksi saluran pencernaan.
- Pembuangan air limbah rumah tangga (RUTA), Sebagian besar rumah tangga di Desa Tinco membuang limbah cair (grey water) dari kegiatan mencuci, mandi, dan dapur langsung ke halaman atau selokan terbuka tanpa pengolahan. Praktik ini menyebabkan genangan air, pencemaran tanah, dan menurunkan kualitas lingkungan sekitar. Tidak adanya sistem resapan atau saluran pembuangan yang sesuai standar memperburuk kondisi ini dan berpotensi meningkatkan risiko penularan penyakit berbasis lingkungan.
Para peserta seminar menyambut baik hasil pemetaan tersebut dan menyampaikan berbagai masukan serta dukungan terhadap intervensi yang akan dilaksanakan pada tahapan PBL selanjutnya.
Kegiatan ini menjadi bukti penerapan pendekatan partisipatif dalam pendidikan, di mana mahasiswa tidak hanya belajar dari masyarakat, tetapi juga berkolaborasi dalam upaya perbaikan kondisi kesehatan. Seminar akhir ini juga merupakan bentuk kontribusi nyata terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan ketiga: Good Health and Well-Being. Melalui praktik langsung di masyarakat, mahasiswa diharapkan mampu memahami permasalahan kesehatan secara nyata serta berkontribusi dalam merumuskan solusi yang aplikatif.
Selain itu, kegiatan ini sejalan dengan salah satu program prioritas nasional dalam Asta Cita Presiden, yaitu “Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia”. Melalui proses pemetaan masalah kesehatan yang dilakukan secara partisipatif, mahasiswa turut mendorong terbentuknya data dan informasi yang akurat tentang kondisi kesehatan masyarakat. Pemetaan ini menjadi landasan penting dalam menyusun strategi pembangunan kesehatan yang berbasis kebutuhan riil masyarakat, sekaligus menjadi bagian dari upaya menciptakan sumber daya manusia yang sehat, tangguh, dan produktifMelalui kegiatan ini, mahasiswa FKM Unhas berharap dapat terus menjadi bagian dari transformasi kesehatan di tingkat desa dengan solusi yang tepat sasaran, berkelanjutan, dan berpihak pada kebutuhan nyata masyarakat.