Jeneponto, 24 Januari 2025 – Mahasiswa Praktik Belajar Lapangan (PBL) II Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) Posko 27 melaksanakan program intervensi kesehatan masyarakat di Desa Turatea, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran ibu rumah tangga mengenai pencegahan stunting pada anak melalui metode inovatif “CANTIK: Cegah Stunting, Tumbuhkan Anak Ibu Kuat”. Stunting, yang masih menjadi permasalahan serius di Indonesia, terutama di wilayah pedesaan, menjadi fokus utama mahasiswa dalam membantu masyarakat memahami pentingnya pemenuhan gizi seimbang dan perawatan tumbuh kembang anak yang optimal.
Kegiatan ini digagas oleh Tim Posko 27 yang terdiri dari seorang dosen supervisor, Ryza Jazid Baharuddin Nur, SKM, MKM., dan tujuh mahasiswa. Anggota tim mahasiswa meliputi Lutfiyah Mardatillah dari Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Nurawaliyah Pasha Dewi dari Departemen Manajemen Rumah Sakit, Naurah Attaya Rahmah dari Departemen Epidemiologi, Ruth Indah Sari Simamora dari Departemen Kesehatan Lingkungan, Rabitatul Azmi dan Joanova Kezia Sinay dari Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Sri Nurmasita dari Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Metode program “CANTIK” ini dilaksanakan dengan pendekatan langsung ke masyarakat melalui kunjungan ke rumah-rumah ibu rumah tangga di Desa Turatea. Dalam kunjungan tersebut, mahasiswa PBL memberikan kalender edukasi yang berisi informasi praktis mengenai pencegahan stunting, pola makan bergizi, serta panduan tumbuh kembang anak. Tidak hanya itu, mahasiswa juga memberikan penjelasan langsung dengan bahasa yang sederhana agar mudah dipahami. Para ibu diajarkan cara mengenali tanda-tanda stunting dan langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan, seperti pentingnya asupan gizi yang seimbang, pemantauan tumbuh kembang anak secara berkala, dan menjaga kebersihan lingkungan.
Selain memberikan informasi, tim mahasiswa PBL juga membagikan tips sederhana yang dapat diterapkan sehari-hari, seperti menyusun menu makanan bergizi dengan bahan lokal yang mudah dijangkau. Edukasi ini dirancang agar para ibu dapat lebih percaya diri dalam menjaga kesehatan dan tumbuh kembang anak-anak mereka. Dengan pendekatan personal ini, para ibu merasa didampingi secara langsung, sehingga mereka lebih termotivasi untuk menerapkan pola hidup sehat di keluarga masing-masing.
Salah satu masyarakat merespons positif program ini. Ibu Ani (31 tahun), salah satu peserta edukasi, mengaku kini lebih memahami cara mencegah stunting pada anaknya. “Dulu saya kira anak pendek itu biasa, ternyata bisa jadi tanda stunting. Alhamdulillah, sekarang saya lebih tahu cara mencegahnya,” ujarnya. Kepala Dusun Turatea, “Bapak Supandi”, juga mengapresiasi kegiatan ini dan berharap edukasi serupa terus dilakukan di desanya.
Program ini selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 2 (Tanpa Kelaparan), SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), dan SDG 4 (Pendidikan Berkualitas). Melalui metode CANTIK, mahasiswa PBL berharap kesadaran masyarakat semakin meningkat sehingga angka stunting di wilayah tersebut dapat berkurang. Ke depannya, program serupa diharapkan dapat diterapkan di daerah lain sebagai model intervensi kesehatan masyarakat berbasis komunitas.