Portal Kesehatan Masyarakat (Portkesmas) yang didukung Unicef menggelar pelatihan kolaboratif sebagai upaya untuk mengampanyekan pentingnya imunisasi Human Papilloma Virus (HPV) untuk mencegah kanker serviks. Pelatihan ini berlangsung selama empat hari mulai 16 – 19 Juli 2024 di Hotel Santika, Makassar.
Pelatihan untuk Pelatih (training of trainers) yang mengusung tagline Jaga Bersama ini untuk membekali tenaga kesehatan, guru, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan anak muda dengan keterampilan komunikasi untuk menyampaikan pentingnya imunisasi HPV dan perilaku hidup sehat lainnya.
Pada pelaksanaan pelatihan ini, Portkesmas bekerja sama dengan Forum Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dan Kelompok Kerja Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat (Pokja RCCE) didukung Unicef Indonesia menginisiasi kolaborasi pelatihan edukasi model KAP di Sulawesi Selatan yang dimulai di Kota Makassar, Bone, dan Bulukumba.
Salah satu peserta yang diundang oleh Portkesmas adalah Muhammad Rachmat sebagai anggota Forum KAP dan dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas). Pelatihan yang melibatkan berbagai unsur ini sangat penting agar semakin banyak masyarakat yang mengetahui upaya pencegahan HPV sejak dini dan dimulai di usia anak sekolah dasar (SD). “Data menunjukkan bahwa kanker serviks sebagai pembunuh utama perempuan di Indonesia,” ujar Muhammad Rachmat.
Sebagai langkah pencegahan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada tahun 2023 meresmikan program komunal pencegahan kanker serviks sejak usia dini melalui pemberian imunisasi HPV bagi anak usia SD melalui Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
“Program imunisasi HPV melalui Bulan Imunisasi Anak Sekolah ini perlu dikomunikasikan secara baik dan sederhana kepada anak dan orang tuanya. Nah, teknik-teknik berkomunikasi inilah yang dilatihkan kepada peserta,” lanjut Muhammad Rachmat.
“Pelatihan ini sangat baik dan bermanfaat. Materi diberikan langsung oleh Pak Risang Rimbatmaja dari Unicef Indonesia yang selama ini mengembangkan metode KAP. Ada dua kali praktik lapangan. Satu kali edukasi langsung pada murid SD, satu lagi praktik melatih komunikator yang menyasar guru, tenaga kesehatan, dan kader posyandu,” tutup Muhammad Rachmat.