Pangkep, 15 Januari 2024 – Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) terus menjadi perhatian serius dalam isu kesehatan global. Menanggapi hal ini, Mahasiswa Praktik Belajar Lapangan (PBL) II Posko 22 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin menggelar kegiatan penyuluhan GERAH (Gerakan Remaja Cegah HIV/AIDS) di SMAN 9 Pangkep, khususnya untuk kelas 1 C.
HIV, sebuah virus yang menyerang sel darah putih, menyebabkan penurunan kekebalan tubuh manusia. AIDS, sebagai sekumpulan gejala penyakit, muncul karena kelemahan sistem kekebalan tubuh akibat infeksi HIV (Kemenkes, 2020). Data menunjukkan peningkatan jumlah kasus penderita HIV/AIDS, terutama di kalangan remaja di Indonesia. Penyebab utama adalah kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.
Sesuai dengan pencapaian target Sustainable Development Goals (SDGs), meskipun tidak secara eksplisit disebutkan, pemerintah global bersama-sama berkomitmen untuk mengakhiri epidemi AIDS sebagai ancaman kesehatan masyarakat pada tahun 2030. Target ini juga berlaku di Indonesia, khususnya dalam bidang kesehatan, dengan mencapai “getting to zero” di tahun 2030, yang mencakup zero new infection, zero related deaths, dan zero discrimination. Dalam upaya mendukung pencapaian target ini, Mahasiswa PBL 2 FKM Unhas mengadakan penyuluhan di SMAN 9 Pangkep. MateriĀ materiĀ mencakup definisi, penyebab, penularan, tanda dan gejala, cara pengobatan dampak, serta upaya pencegahan HIV/AIDS.
Saudari St. Aryanti Ramadhani membuka kegiatan penyuluhan dengan sambutan hangat, diikuti oleh pengenalan diri peserta dan pengisian pre-test. Video edukatif mengenai HIV/AIDS diputar untuk memberikan pemahaman yang lebih baik, disusul dengan penyuluhan interaktif. Kegiatan ditutup dengan ice breaking yang menyenangkan, dilanjutkan dengan pengisian post-test untuk mengevaluasi pemahaman peserta.
Peserta Praktik Belajar Lapangan (PBL) 2, termasuk supervisor Nasrah, SKM., M. Kes, serta 7 mahasiswa aktif dari Posko 22, berharap bahwa kegiatan ini dapat memberikan kontribusi positif dalam penanggulangan penyebaran HIV/AIDS di kalangan remaja, sesuai dengan visi global untuk mencapai “getting to zero” pada tahun 2030.