Jeneponto, 24 Juni 2025 – Posko 22 Praktik Belajar Lapangan (PBL) III Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) berhasil melaksanakan evaluasi terhadap program penyuluhan bertema “Pencegahan Stunting untuk Masa Depan Generasi Sehat” yang telah dilaksanakan di Desa Marayoka, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto. Kegiatan yang berlangsung pada Senin, 24 Juni 2025, bertempat di aula kantor desa dan menyasar sembilan ibu kader Posyandu. Tujuan utama program ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan kapasitas kader dalam upaya pencegahan stunting, sekaligus memperkuat peran mereka sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat desa.
Hasil evaluasi menunjukkan tingginya antusiasme para peserta serta keterlibatan aktif mereka sepanjang sesi penyuluhan. Materi yang mencakup penyebab stunting, dampak jangka panjang terhadap tumbuh kembang anak, serta langkah-langkah pencegahan, disampaikan secara interaktif dan diperkuat dengan permainan edukatif. Kegiatan ini tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga membangun kepercayaan diri kader dalam menjalankan peran edukatifnya di masyarakat. Salah satu peserta, Ibu Narti, menyampaikan bahwa penyuluhan ini telah membuka wawasan baru yang sebelumnya belum sepenuhnya mereka pahami, dan kini mereka merasa lebih siap dalam menyampaikan informasi tersebut kepada warga lainnya.
Kegiatan ini diprakarsai oleh enam mahasiswa dari berbagai departemen di FKM Unhas, yaitu Alifiah Sabila (PKIP), Nur Naimaturrahmah Hamnillah Basri (K3), Andi Shifa Salsabilla (EPID), Nayla Anandita Saputra (MRS), Wana Kurnia (AKK), dan Christopher Lai (K3). Mereka didampingi oleh dosen supervisor, Safrullah, S.Gz., MPH., dengan dukungan penuh dari Dekan FKM Unhas, Prof. Sukri Palutturi, SKM., M.Kes., M.Sc.PH., Ph.D., serta Pengelola PBL, Arif Anwar, SKM., M.Kes. Kolaborasi antara mahasiswa, dosen, dan masyarakat ini menjadi bukti konkret bahwa pendidikan tinggi memiliki peran penting dalam mendukung pembangunan kesehatan di tingkat akar rumput.
Evaluasi program ini juga memperlihatkan bahwa kegiatan penyuluhan telah memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan kapasitas kader, baik dalam aspek pengetahuan maupun kesiapan praktik. Lebih dari itu, kegiatan ini turut berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), melalui upaya pencegahan stunting yang berdampak langsung terhadap kualitas kesehatan anak. Selain itu, dengan memberikan pelatihan kepada kader Posyandu, kegiatan ini juga mendukung SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) karena menciptakan proses edukasi non-formal yang bermakna. Dari sisi kolaborasi, keterlibatan aktif antara perguruan tinggi, pemerintah desa, dan masyarakat menunjukkan implementasi nyata dari SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).
Sebagai rekomendasi ke depan, tim Posko 22 menyarankan agar kegiatan edukasi seperti ini dapat terus dilanjutkan secara berkala dan disertai dengan pendampingan jangka panjang, sehingga kader dapat terus memperbarui pengetahuannya serta memperluas dampak penyuluhan kepada seluruh lapisan masyarakat desa. Dengan berakhirnya program ini, Posko 22 berharap bahwa kader-kader Posyandu Desa Marayoka dapat menjadi agen perubahan yang aktif dalam menciptakan generasi bebas stunting, sehat, dan sejahtera.