Senin, 15 Januari 2024-mahasiswa Praktik Belajar Lapangan (PBL) II FKM Unhas melaksanakan intervensi masalah pengelolaan sampah yang ada di desa Kabba melalui sosialisasi dan pendemonstrasian pengelolaan sampah organik menjadi pupuk kompos dan kami bekerja sama dengan pihak puskesmas untuk melakukan kegiatan tersebut. Kegiatan ini dilakukan di kebun KWT Reformasi dan dihadiri oleh ibu-ibu dari empat KWT yaitu KWT Reformasi, KWT Daeng lompo, KWT Sinar Tani dan KWT Sejahtera. Kegiatan yang dilakukan berjalan dengan lancar dan mendapat feedback yang sangat baik dari peserta dimulai dari pembukaan pemberian materi oleh Irmala Sari Mustafa S.KM., M.KM mengenai pengertian sampah dan jenis-jenisnya, bahayanya sampah dan cara pengelolaan sampah serta pendemonstrasian pembuatan sampah organik menjadi pupuk kompos.
Kegiatan intervensi ini disusun oleh mahasiswa Praktik Belajar Lapangan (PBL) II posko 12, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada Praktik Belajar Lapangan (PBL) I yang menunjukkan bahwa masyarakat di desa Kabba, khususnya ibu-ibu rumah tangga telah memisahkan antara sampah organik dan anorganik namun sampah organiknya belum dikelola dengan baik.
Sisa makanan dan sayuran bisa diubah menjadi pupuk untuk tanaman. Dalam praktiknya, pembuatan pupuk kompos sangat penting karena kompos dapat memperkaya tanah, meningkatkan kadar bahan organik dalam tanah dan kapasitas tanah untuk menahan air, yang bermanfaat untuk kesuburan tanah melalui perbaikan tekstur dan struktur tanah. Kehadiran humus menunjukkan tanah yang subur, terbentuk dari pembusukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang tebal, sebagai hasil sisa tumbuhan dan hewan yang terdegradasi oleh organisme dalam tanah, stabil dan berwarna cokelat kehitaman. Sebagai contoh, proses pembusukan selama kurang lebih 100 tahun dapat menghasilkan lapisan tanah atas dengan ketebalan sekitar 1 cm, yang juga dikenal sebagai humus.
Kegiatan sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah, dimulai dari sumbernya dengan melakukan pemisahan sampah organik di rumah tangga. Selain itu, untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta, diadakan pendemonstrasian tentang pengolahan sampah organik menjadi produk pupuk kompos.
Pengelolaan sampah memiliki hubungan yang erat dengan Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Pengelolaan sampah yang baik dapat mencegah pencemaran air dan tanah, menjaga kualitas air bersih, dan mengurangi risiko penyakit terkait sampah dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat. Pengelolaan sampah yang baik tidak hanya mendukung pencapaian tujuan-tujuan ini secara langsung, tetapi juga dapat menjadi faktor pendukung untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan secara keseluruhan dengan menciptakan masyarakat yang lebih berkelanjutan dan lingkungan yang lebih sehat.