Jum’at, 24 Januari 2025 pukul 09.00-11.00 WITA, dalam upaya meningkatkan kesadaran tentang bahaya pernikahan dini, mahasiswa Posko 23 PBL II Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) menyelenggarakan kegiatan edukasi di UPT SMPN 7 Tamalatea. Kegiatan ini bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan dihadiri oleh siswa kelas 7 serta para guru.
Posko 23 PBL 2 FKM Unhas terdiri dari 1 Dosen Supervisor St. Rosmanely, SKM., MKM., dan 6 mahasiswa dari berbagai departemen: Nur Alisa Rahim (Kesehatan Lingkungan), Isni Apriana (Epidemiologi), Muhammad Azizul Hakim (Manajemen Rumah Sakit), Inayah Nur Rahmaniyah (Keselamatan dan Kesehatan Kerja ), Fitri Siska Busdir (Administrasi dan Kebijakan Kesehatan), dan Ahmad Khairul Aqila (Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku).
Materi edukasi utama disampaikan secara langsung oleh perwakilan BKKBN Abdul Rachmad, S.KM. M.Kes., yang menjelaskan dampak negatif pernikahan dini baik dari sisi kesehatan, psikologi, maupun sosial. Dalam sesi ini, siswa diberi pemahaman tentang pentingnya perencanaan masa depan dan bagaimana menghindari risiko yang dapat menghambat perkembangan diri mereka. Selain penyuluhan, mahasiswa PBL 2 FKM Unhas turut berkontribusi dengan membagikan buku saku “Bahaya Pernikahan Dini” kepada siswa kelas 7 UPT SMPN 7 Tamalatea. Buku saku ini dirancang sebagai panduan praktis yang berisi informasi mengenai dampak pernikahan dini, sehingga diharapkan dapat memberikan bekal yang lebih mendalam bagi para siswa. Kegiatan ini mendapatkan tanggapan positif dari para siswa, salah satu siswa mengungkapkan, “Dari penjelasan tadi, saya jadi sadar bahwa menikah di usia muda dapat memengaruhi kesehatan anak, termasuk risiko stunting karena kurangnya persiapan.”
Di akhir kegiatan, pihak BKKBN mengadakan diskusi dengan Kepala Sekolah UPT SMPN 7 Tamalatea Rustan R. S.Pd, M. Pd., untuk menginisiasikan pembentukan ekstrakurikuler Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIKR). Dengan adanya PIKR, para siswa diharapkan dapat memiliki wadah untuk mengembangkan potensi mereka, memperluas wawasan, serta saling berbagi informasi seputar kesehatan reproduksi dan perencanaan masa depan. Kepala sekolah menyambut positif inisiatif ini dan berkomitmen untuk mendukung pembentukan PIKR sebagai salah satu langkah strategis dalam membangun generasi muda yang lebih berkualitas.
Kegiatan ini tidak hanya berkontribusi pada peningkatan kesadaran remaja terhadap isu pernikahan dini, tetapi juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan ke-3 (Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan), tujuan ke-4 (Pendidikan Berkualitas), dan tujuan ke-5 (Kesetaraan Gender). Dengan meningkatkan pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi dan perencanaan masa depan, kegiatan ini membantu menciptakan generasi yang lebih sehat, berpendidikan, dan mampu membuat keputusan yang lebih baik untuk masa depan mereka.