Sabtu, 13 Januari 2024 – Posko 32 Praktik Belajar Lapangan (PBL) II telah melaksnakan intervensi pengurasan bak air dalam hal mengetahui pengetahuan dan pemahaman warga terhadap pentingnya melakukan pengurasan bak air. Intervensi ini dilakukan di Desa Bulu Tellue, Kecamatan Tondong Tallasa, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dengan sasaran masyarakat desa tersebut. Intervensi kali ini dilakukan penyuluhan secara door to door. Penyuluhan ini berlangsung dari pukul 11.00 – 15.00 WITA.
Penyuluhan ini merupakan upaya yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat betapa pentingnya melakukan pengurasan bak air yang berkaitan dengan program 3M dalam pencegahan penyakit Demam Berdarah (DBD). Hal tersebut merupakan upaya dari mencegah masalah yang didapatkan dari pendataan di PBL I. Dimana di desa Bulu Tellue terdapat 7 rumah tangga yang pernah mengalami DBD dalam 1 tahun terakhir. Adapun frekuensi menguras penampungan air sebagai bentuk pencegahan DBD, sebagian besar masyarakat desa Bulu Tellue hanya melakukannya sekali dalam 2 minggu (jarang) bahkan terdapat beberapa rumah tangga yang tidak pernah melakukan pengurasan penampungan air.
Penyuluhan ini memuat materi mengenai pengertian DBD, gejala penyakit DBD, dan pentingnya melakukan pencegahan dengan metode Menguras, Membersihkan dan Menutup (3M). Sebelum penyuluhan juga dilakukan pre-test untuk mengukur pengetahuan awal peserta terkait DBD. Setelah penyampaian materi juga dilakukan post-test yang bertujuan untuk mengevaluasi pemahaman dan penerimaan peserta terhadap materi yang telah disampaikan. Kedua test tersebut secara garis besar bertujuan untuk mengukur sejauh mana penyuluhan berhasil meningkatkan pengetahuan peserta.
Penyuluhan ini sangat berkaitan dengan tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs) yang ke-3 yaitu Kesehatan dan Kesejahteraan dan tujuan ke-6 yaitu Air Bersih dan Sanitasi. Dengan dilakukannya penyuluhan ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya penyakit DBD dan pentingnya melakukan pengurasan bak air (Metode 3M). Dimana hal tersebut dapat membantu mengurangi risiko penyebaran penyakit yang dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, kesadaran masyarakat akan pentingnya sanitasi yang dikelola dengan baik dan kualitas air secara tidak langsung mendukung prinsip pembangunan berkelanjutan dan SDGs yang menekankan pada partisipasi dan tanggung jawab bersama. Hal ini didukung oleh pemberian leaflet yang didalamnya tertera lembar komitmen akan melakukan metode 3M sebagai bentuk pencegahan penyakit DBD.