Dalam upaya meningkatkan kesadaran dan pemahaman anak-anak tentang pengelolaan sampah anorganik, mahasiswa Posko 18 Praktik Belajar Lapangan II Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (PBL II FKM Unhas) melaksanakan edukasi pengolahan sampah anorganik dengan metode Ecobrick. Kegiatan ini diikuti oleh 26 orang siswa SDN 6 Bangkala dan berlangsung di sekolah tersebut pada hari Kamis, 23 Januari 2025, pukul 09.00-11.00.
Tujuan dari edukasi ini adalah meningkatkan pengetahuan dan kesadaran anak-anak tentang pentingnya pengelolaan sampah anorganik dengan metode Ecobrick. Kegiatan ini dimulai dengan pengisian pre-test untuk mengetahui pengetahuan awal peserta. Kemudian, Muhammad Irsyad Izam dari Posko 18 menyampaikan materi dengan judul “Edukasi Pengolahan Sampah Anorganik dengan Metode Ecobrick”. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan kuis berhadiah dan beberapa sesi ice breaking untuk meningkatkan interaksi dan kenyamanan peserta.
Kegiatan ini ditutup dengan pengisian post-test yang bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana peningkatan pengetahuan peserta setelah mengikuti rangkaian edukasi. Melalui program ini, diharapkan anak-anak tidak hanya memahami pentingnya pengelolaan sampah anorganik, tetapi juga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari secara efektif dan berkelanjutan. Dengan demikian, mereka dapat berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan sekaligus mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 12, yaitu “Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab.” Lebih jauh lagi, kegiatan ini diharapkan dapat membentuk generasi muda yang memiliki kesadaran lingkungan tinggi, yang pada akhirnya akan menciptakan perubahan positif bagi masyarakat dan planet secara keseluruhan.
Mahasiswa Posko 18 PBL II FKM Unhas berharap edukasi tentang Ecobrick dapat memberi dampak positif bagi anak-anak dalam mengelola sampah. Dengan metode menyenangkan seperti kuis dan permainan, anak-anak belajar mengubah botol plastik menjadi barang berguna. Sebagai contoh, siswa SDN 4 Pallantikang mengatakan, “senangku kak bisa belajar tentang Ecobrick. Botol plastik yang biasanya jadi sampah ternyata bisa ji dijadikan barang berguna seperti kursi atau meja. Kakak-kakak juga membuat belajarnya menyenangkan dan tidak bosan karena ada kuis dan permainan. Kutungguki lagi kak datang di sekolah, supaya dapatki ilmu yang lebih banyak.” Testimoni ini mencerminkan antusiasme siswa, dan untuk keberlanjutan program, perlu dilakukan monitoring dan tindak lanjut agar anak-anak tetap termotivasi.