Budidaya maggot adalah proses pembiakan dan pemeliharaan larva serangga, terutama larva dari lalat Black Soldier Fly (Hermetia illucens) untuk tujuan tertentu. Proses ini melibatkan pengumpulan limbah organik sebagai pakan dan pengaturan kondisi lingkungan yang optimal.
Berdasarkan hasil observasi di Desa Saotengnga sudah ada warga yang mengembangbiakkan maggot tetapi masih kurang dalam pemeliharaan dan pemasarannya. Melihat kondisi tersebut maka mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Pengembangan Ekonomi Kreatif Universitas Hasanuddin Gelombang 112 Desa Saotengnga, Kabupaten Sinjai, di bawah supervisi DPK KKN Unhas Muhammad Rachmat mengadakan kegiatan Edukasi Budidaya Maggot pada tanggal 21 Juli 2024 di Dusun Manimpahoi, Desa Saotengnga, Kecamatan Sinjai Tengah.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan motivasi masyarakat dalam membudidayakan larva Black Soldier Fly (BSF) yang disebut juga dengan maggot. Budidaya maggot memiliki manfaat penting dalam mengatasi limbah organik dari rumah tangga. Selain itu, maggot bisa dijadikan pakan ternak dan bekas makanan magot (kasgot) bisa dijadikan sebagai pupuk kompos.
“Program ini bertujuan agar kelompok dasa wisma bisa memanfaatkan limbah rumah tangga untuk budidaya maggot agar limbah tersebut tidak dibuang karena mencemari lingkungan,” jelas Nurul Fadilah Sari selaku penanggung jawab kegiatan.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode demonstrasi dan praktek langsung dimana penanggung jawab kegiatan menunjukkan bagaimana teknik budidaya maggot yang benar yang melibatkan beberapa kelompok dasa wisma di Desa Saotengnga.
Meskipun dalam budidaya maggot terlihat mudah namun terdapat beberapa permasalahan yang sering ditemukan diantaranya kondisi lingkungan. Maggot membutuhkan kondisi lingkungan yang tepat termasuk suhu, kelembapan, dan pH yang sesuai.