Kamis, 10 Oktober 2024-Zero dose immunization adalah kondisi di mana seorang anak tidak menerima dosis apapun dari vaksin dasar yang direkomendasikan pada usia tertentu. Vaksin dasar ini meliputi vaksin BCG, polio, pentavalen, dan vaksin campak. Anak-anak yang tidak menerima vaksin dasar ini disebut sebagai zero dose children. Pemberian imunisasi dasar sangat berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang bayi. Apabila anak memiliki status kesehatan kurang baik maka anak akan mengalami perlambatan pertumbuhan dan perkembangan. Anak yang mengalami penyakit kronis akan menyebabkan berkurangnya kemampuan anak untuk berkembang.
Oleh karena itu, Direktorat Bina Penggerakan Lini Lapangan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berkolaborasi dengan BKKBN Provinsi Papua dan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Supiori bersama Forum KAP RCCE+ menggelar pelatihan pendampingan tim pendamping keluarga (TPK) Zero Dose Immunization di Hotel Sapuri, Supiori.
Kegiatan yang dibuka oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua Sarles Brabar ini diikuti oleh TPK yang terdiri atas bidan, kader PKK, dan kader KB serta penyuluh KB yang berasal dari lima distrik yang ada di Kabupaten Supiori, Provinsi Papua. “Tim pendamping keluarga ini adalah ujung tombak penggerak masyarakat sehingga perlu dikuatkan. Kader-kader dapat mengetahui apa yang harus dilakukan dalam melaksanakan program dan kegiatan yang berhubungan stunting,” ujar Sarles Brabar.
“Kita apresiasi Kabupaten Supiori karena terpilih sebagai salah satu daerah prioritas pelatihan kader,” lanjut Sarles Brabar. Forum KAP RCCE+ sebagai salah satu mitra strategis BKKBN mengutus Muhammad Rachmat sebagai fasilitator Komunikasi Antar Pribadi (KAP) pada kegiatan tersebut. Sementara itu, tim Direktorat Bina Penggerakan Lini Lapangan BKKBN diwakili oleh Nasihin dan T. Tri Wisdom Pratiwi.
“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas TPK menerapkan KAP dalam mendampingi sasaran pencegahan stunting yang diharapkan meningkatkan cakupan imunisasi dasar dan menurunkan angka stunting di 17 provinsi prioritas, termasuk di Provinsi Papua dengan lokus Kabupaten Supiori,” jelas Muhammad Rachmat.
“Peserta berlatih dalam kelompok kecil mengenai teknik bangun keakraban secara cepat, berkomunikasi secara nyambung dengan menerapkan teknik DAK yaitu dengarkan, apresiasi, dan klarifikasi. Tidak lupa mengenai kunci komitmen untuk mewujudkan perilaku sehat karena berkata iya belum tentu akan melakukannya,” lanjut Muhammad Rachmat yang merupakan dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas).
Kegiatan ditutup oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Supiori Juma’ali. “Mewakili pemerintah Kabupaten Supiori menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada tim Direktorat Bina Penggerakan Lini Lapangan BKKBN, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua, dan Forum KAP RCCE+ yang telah menggelar pelatihan pendampingan TPK Zero Dose Immunization di Kabupaten Supiori,” tutup Juma’ali.