Dosen dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) telah memperkenalkan metode Komunikasi Antarpribadi (KAP) kepada mahasiswa Universitas Indonesia Timur (UIT) yang sedang menjalani Praktikum Promosi Kesehatan di FKM Unhas. Kegiatan ini merupakan bagian dari matakuliah Praktikum Dasar Kesehatan Masyarakat yang diadakan untuk memperluas pemahaman mahasiswa mengenai konsep dasar KAP dalam konteks promosi kesehatan.
Kegiatan pengenalan konsep dasar KAP ini berlangsung di lapangan tenis FKM Unhas pada Kamis, 31 Agustus 2023, dan dipimpin oleh seorang fasilitator berpengalaman, yaitu dosen Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM Unhas, Muhammad Rachmat. Turut mendukung kegiatan ini adalah tim fasilitator yang terdiri dari Aliftia Salsabila, Andi Dewi Chandra, dan Diva Fadliah Kusumawardani. Muhammad Rachmat telah menjalani standarisasi fasilitator KAP oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2021 dan mengikuti pelatihan training of trainers KAP Intensif Angkatan 1 tahun 2023 oleh Pokja RCCE+ dan Forum Pelatih KAP yang didukung oleh Unicef Indonesia.
Topik utama yang dibahas dalam praktikum ini adalah pencegahan anemia pada remaja, sebuah isu penting dalam kesehatan masyarakat. Kegiatan dimulai dengan sesi perkenalan, diikuti oleh permainan tepuk lesu-lemah untuk merangsang semangat peserta. Selanjutnya, fasilitator menerapkan teknik grand-tour dan mini-tour sebelum memasuki diskusi tentang anemia pada remaja dan upaya pencegahannya.
Setelah sesi edukasi mengenai pencegahan anemia, Muhammad Rachmat menjelaskan kepada peserta tentang teknik dasar metode KAP yang relevan dalam kegiatan edukasi kelompok. Tahapan dan teknik dasar ini meliputi tiga langkah kunci, yaitu pemanasan, belajar & bermain, dan kunci komitmen.
Pertama, pada tahap pemanasan, peserta diminta untuk saling mengenal, berinteraksi, dan menciptakan lingkungan yang santai, penuh tawa, dan kebahagiaan. Kedua, pada tahap belajar & bermain, peserta diajak untuk berpartisipasi dalam permainan pembelajaran yang menyenangkan dan mendorong interaksi sosial positif. Salah satu contohnya adalah permainan tepuk lesu-lemah yang juga memberikan pesan penting tentang semangat, fokus, dan konsentrasi. Peserta diajak untuk menyadari bahwa gejala anemia, seperti lesu, lemah, dan kurang semangat, bisa mengganggu kemampuan mereka.
Ketiga, pada tahap kunci komitmen, peserta diajak untuk mengulangi pesan kunci, menginternalisasi perilaku yang diharapkan, dan merinci langkah-langkah untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ditutup dengan peserta memberikan komitmen untuk menerapkan metode KAP yang telah mereka pelajari dalam berbagai aspek kehidupan mahasiswa.
Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa UIT tentang pentingnya komunikasi antarpribadi dalam promosi kesehatan, khususnya dalam konteks pencegahan anemia pada remaja. Selain itu, metode KAP yang diperkenalkan oleh tim fasilitator dari FKM Unhas diharapkan dapat digunakan oleh mahasiswa sebagai alat yang efektif dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.