Jeneponto, 26 Juni 2025 – Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin yang tergabung dalam Posko 20 Desa Kapita melaksanakan kegiatan evaluasi terhadap intervensi edukasi bahaya asap rokok yang sebelumnya telah dilakukan pada saat PBL II. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Praktik Belajar Lapangan (PBL) III dan dilaksanakan secara door to door pada Kamis, 26 Juni 2025 pukul 10.00 WITA hingga selesai di wilayah Desa Kapita, Kabupaten Jeneponto.
Intervensi yang telah dilaksanakan mencakup dua bentuk pendekatan, yaitu fisik dan non-fisik. Intervensi fisik dilakukan melalui pemasangan stiker “Rumah Bebas Asap Rokok” di rumah-rumah warga sebagai media visual untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menciptakan lingkungan bebas asap rokok. Intervensi non-fisik dilaksanakan melalui penyampaian informasi secara langsung kepada masyarakat, khususnya perokok pasif, dengan metode ceramah dan kuis interaktif. Sebanyak 20 orang menjadi peserta edukasi tersebut.
Pada PBL II, peserta menerima pre-test sebelum edukasi dan post-test setelah edukasi dengan menggunakan soal yang sama, bertujuan untuk mengukur peningkatan pemahaman terhadap materi yang diberikan. Saat PBL III, mahasiswa kembali memberikan post-test tanpa pengulangan sesi edukasi untuk mengevaluasi sejauh mana pengetahuan yang diberikan sebelumnya masih diingat dan dipahami oleh peserta.
Evaluasi terhadap intervensi fisik dilakukan melalui observasi langsung terhadap kondisi stiker yang telah ditempel di rumah-rumah warga. Wawancara singkat juga dilakukan untuk mengetahui persepsi warga terhadap keberadaan stiker dan sejauh mana pesan kesehatan yang disampaikan melalui media tersebut dapat diterima dan dipahami.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya nyata mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Kesejahteraan untuk Semua Usia. Upaya pencegahan penyakit melalui edukasi mengenai bahaya asap rokok, terutama bagi perokok pasif, berkontribusi langsung terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat. Selain sebagai sarana evaluasi dampak intervensi, kegiatan ini juga memberikan pengalaman pembelajaran lapangan bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan komunikasi, pendekatan berbasis masyarakat, dan analisis perilaku kesehatan. Hasil evaluasi diharapkan dapat menjadi dasar untuk merancang intervensi yang lebih berkelanjutan dan tepat sasaran ke depannya.