Kelurahan Bontotangnga, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, kembali mencatatkan langkah nyata dalam upaya menekan angka stunting. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Mahasiswa Posko 30 PBL II Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, diantaranya Dosen Supervisor yaitu Rosa Devitha Ayu, SKM., MPH dan 6 mahasiswa FKM Unhas yaitu St. Khadijah Nur Ramadhani AS dari Departemen Kesehatan Lingkungan, Nurul Wahyuni dari Departemen Biostatistik KKB, Zahrah Athirah dari Departemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Mutiah Alawiah dari Depertemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Nur Qalbi dari Departemen Epidemiologi, dan Muh.Fauzan Idha dari Departemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Program ini sukses menggelar edukasi interaktif bagi ibu hamil dan ibu baduta dengan berkolaborasi dengan kader kesehatan Kelurahan Bontotangnga. Selama dua hari penuh, para peserta dari berbagai lingkungan di Bontotangnga mendapatkan pemahaman mendalam tentang bahaya stunting serta upaya pencegahannya. Kegiatan edukasi ini berlangsung di Kantor Kelurahan Bontotangnga pada hari Jumat, 24 Januari 2025 dan secara door-to-door pada hari Senin, 27 Januari 2025. Tidak hanya sekadar penyampaian materi, sesi interaktif bersama mahasiswa PBL II Posko 30 serta pemberian bahan edukasi yang informatif membuat para peserta merasa lebih terlibat dan termotivasi untuk menerapkan ilmu yang didapat. Ibu Sumiati, salah satu kader kesehatan Lingkungan Bumbungloe, menyampaikan, “Kegiatan yang dilakukan mahasiswa Unhas selalu ditunggu masyarakat dan melalui kegiatan ini membantu memberi pemahaman kepada ibu-ibu yang hamil dan punya anak agar lebih paham tentang stunting.”
Edukasi yang diberikan tidak hanya berfokus pada aspek gizi, tetapi juga mencakup ciri-ciri stunting, penyebab stunting, dampak stunting, serta penekanan pencegahan stunting dalam periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Periode ini disebut sebagai golden age, yang dimulai sejak konsepsi hingga anak berusia dua tahun, dan merupakan masa krusial bagi pertumbuhan serta perkembangan anak. Pada masa ini, pemenuhan gizi yang optimal sangat diperlukan untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak yang sehat. Oleh karena itu, ibu hamil dan ibu baduta menjadi kelompok sasaran utama dalam edukasi ini agar mereka dapat memberikan asupan gizi yang tepat dan mencegah risiko stunting.
Kegiatan ini sejalan dengan target Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 2: Zero Hunger dan SDG 3: Good Health and Well-being. SDG 2 bertujuan untuk mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, serta meningkatkan gizi, termasuk mengurangi prevalensi stunting. Sementara itu, SDG 3 bertujuan untuk menjamin kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua usia, termasuk dalam aspek pencegahan stunting melalui edukasi kesehatan dan gizi yang memadai.
Untuk meningkatkan efektivitas penyampaian materi, mahasiswa PBL II Posko 30 juga menghadirkan inovasi dalam bentuk media edukasi yang menarik. Penggunaan video animasi dan bahasa yang mudah dipahami membuat peserta lebih antusias dan mudah mengingat materi yang diberikan. Diharapkan, dengan edukasi ini, masyarakat Kelurahan Bontotangnga dapat lebih sadar akan pentingnya pemenuhan gizi sejak dini, menjaga pola makan yang sehat, serta menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak guna mencapai generasi bebas stunting di masa depan.