Jeneponto, 25 Juni 2025 — Mahasiswa Posko 14 Praktik Belajar Lapangan (PBL) II Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM UNHAS) kembali hadir di Desa Tombo-Tombolo, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, untuk melaksanakan rangkaian kegiatan PBL III. Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil dan dampak dari berbagai intervensi yang telah dilaksanakan pada PBL II sebelumnya. Salah satu bentuk intervensi yang menjadi fokus evaluasi intervensi Pengetahuan Stunting Pada Ibu Baduta Melalui X-Banner, Spanduk Informasi dan Video Edukasi.
Tim Posko 14 terdiri dari seorang Dosen Supervisior, Ulfah Najamuddin, S.Si., M.Kes., Ph.D. dengan tujuh mahasiswa dari berbagi departemen: Riyanni Puteri Iqbal (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), Angelina Sakke (Administrasi dan Kebijakan Kesehatan), Febbylenfi Sembo Pagappong (Kesehatan Lingkugan), Ulil Abshar Nurman (Epidemiologi), Isny Walidani Haris (Manajemen Rumah Sakit), Selfi Damayanti (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), dan Nurul Khalizah (Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku).
Evaluasi ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengukur sejauh mana terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat terkait pengetahuan stunting, khususnya setelah mereka menerima penyuluhan yang telah diberikan sebelumnya. Selain itu, evaluasi ini juga bertujuan untuk menilai tingkat pemahaman masyarakat terhadap materi yang disampaikan melalui media X-Banner, Spanduk Informasi dan Video Edukasi, sekaligus mengetahui apakah media tersebut efektif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pengetahuan stunting pada ibu baduta. Proses evaluasi dilakukan melalui pemberian lembar posttest dan observasi secara langsung kepada para peserta FGD. Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode door-to-door berdasarkan peserta yang hadir pada saat FGD PBL II lalu. Pada kegiatan evaluasi ini, tercatat sebanyak 9 orang peserta hadir dan berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan posttest dan observasi yang dilakukan oleh mahasiswa Posko 14 PBL FKM Universitas Hasanuddin.
“Setelah mengikuti edukasi, melihat X‑Banner dan spanduk, serta menonton video animasi tentang stunting pada ibu baduta, saya jadi mengerti bahwa ibu memiliki peran penting dalam pencegahan stunting sejak dini. Dulu saya pikir stunting hanya masalah tinggi badan anak, padahal gizi ibu saat hamil dan imunisasi juga sangat berpengaruh. Semoga aparat desa atau bidan desa bisa mengadakan atau melanjutkan kegiatan seperti ini,” ujar Kasma, ibu baduta dari Desa Tombo‑Tombolo
Melalui kegiatan ini dapat diperkuat dengan adanya suatu tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDG 2: Mengakhiri Kelaparan, yang menargetkan peningkatan gizi serta penghapusan segala bentuk malnutrisi, termasuk stunting pada anak-anak. Selain itu, kegiatan ini juga berkontribusi terhadap SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera , yang menekankan pentingnya memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua usia, terutama pada masa pertumbuhan anak.