Mahasiswa KKNT Universitas Hasanuddin Gelombang 110 Tematik Penurunan Stunting Posko 01 Desa Pamatata, Kecamatan Bontomatene, Kabupaten Kepulauan Selayar telah menyelesaikan program kerja “Pembuatan Peta Desa Pamatata, Kecamatan Bontomatene, Kabupaten Kepulauan Selayar, Kamis, 10 Agustus 2023. Penanggung jawab kegiatan ini yaitu Ahmad Saiful Munir yang merupakan salah satu Mahasiswa Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Hasanuddin.
Peta desa terdiri dari informasi-informasi seperti wilayah desa, jalan, kondisi alam desa, sarana dan prasarana desa, dan informasi penting lainnya. Keberadaan peta desa sangat penting bagi desa dan bukan hanya sekedar menggambarkan lokasi dan tapal batas semata. Peta yang telah ada di Desa Pamatata merupakan denah yang dibuat oleh KPMD dalam Program Access Kab. Kepulauan Selayar yang belum menggambarkan wilayah desa secara real.
Muhammad Rachmat, DPK KKNT Unhas dan dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat menjelaskan urgensi dan komponen peta desa. Peta bukan sekadar untuk menggambarkan lokasi, tapal batas tapi lebih dari itu. “Maksud dari kegiatan pembuatan peta ini adalah untuk membuat peta Desa Pamatata yang memuat informasi-informasi spasial daerah Desa Pamatata seperti batas administrasi, keadaan alam, jalan, dusun, prasarana dasar, bangunan-bangunan penting dan lain-lain,” ujar Muhammad Rachmat.
Tujuan dari pembuatan peta Desa Pamatata adalah untuk melengkapi administrasi Desa Pamatata dan sebagai media informasi spasial yang berguna untuk perencanaan Desa Pamatata di masa depan. Sasaran yang ingin dicapai yaitu terkumpulnya informasi spasial Desa Pamatata yang dapat digunakan untuk kepentingan Desa seperti kepentingan analisis dalam menentukan perencanaan jangka menengah dan jangka Panjang.
Pembuatan peta desa dibuat dengan citra satelit google earth sebagai acuan geografis dan data dasar serta observasi untuk menggambarkan letak sarana-sarana yang akan dimuat di peta. Pembuatan Peta ini diawali dengan pengumpulan data dasar yang telah ada seperti citra satelit dan koordinat sarana dan prasarana penting di desa seperti kantor desa, pustu, posyandu, sarana transportasi, sarana pendidikan, dan lain-lain. Selanjutnya, dilakukan proses digitasi peta yaitu digitasi wilayah dusun, pemukiman, jalan, dan sarana yang ada di Desa Pamatata pada software ARCGIS 10.3. Setelah proses digitasi selesai, selanjutnya dilakukan proses editing layout peta untuk membuat dan mengedit elemen-elemen dalam peta seperti judul peta, legenda, arah mata angin, skala, garis lintang dan bujur. Setelah pengeditan layout, maka peta siap untuk dicetak. Peta dicetak dengan ukuran 200 x 140 cm dan dibingkai. Kemudian hasilnya diserahkan pada pemerintah Desa Pamatata dan dipajang di Kantor Desa.
Diharapkan agar data peta Desa dimutakhirkan secara berkala oleh perangkat desa bila terdapat pembangunan dan perubahan pada Desa yang berkaitan dengan data peta dan menjadi acuan dalam pembuatan peta tematik lainnya. “Pembuatan peta desa ini juga dapat dijadikan sebagai dasar dalam pembuatan peta-peta tematik lanjutan seperti peta persebaran stunting, pemetaan masyarakat berisiko stunting, serta peta tematik lainnya,” tutup Ahmad Saiful Munir.