Dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan bahaya merokok dan dampaknya pada risiko stunting, Posko 16 Praktik Belajar Lapangan (PBL) II Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin melakukan intervensi fisik maupun nonfisik dengan terjun langsung ke masyarakat menggunakan metode door to door di Desa Kalimporo, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto pada Jum’at, 24 Januari 2025 dan Sabtu, 25 Januari 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang bahaya rokok yang berdampak pada risiko stunting.
Posko 16 PBL II FKM Unhas terdiri dari satu Dosen Supervisor, yaitu A. Wahyuni, SKM., M. Kes. dan delapan mahasiswa FKM Unhas yaitu Aryan Y Mangatas dari Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan; Aulia Nur Insani dari Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan; Lu’lu’ Ah Salsabila dari Departemen Manajemen Rumah Sakit; Rina Aryana dari Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku; Earlene Rachmany Masyagena dari Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja; Nurul Syahri Ramadhani Syam dari Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja; Kenzo Ibrahimovich dari Departemen Kesehatan Lingkungan; dan Dinda Asmiranda dari Departemen Epidemiologi.
Kegiatan intervensi ini menggunakan metode sosialiasi dan pembagian video animasi terkait bahaya rokok dan dampaknya pada risiko stunting kepada kelompok sasaran berupa perokok aktif yang terdapat bayi di bawah dua tahun (baduta) dalam lingkungan rumahnya di Desa Kalimporo dengan jumlah responden sebanyak 13 orang. Pada intervensi ini, mahasiswa Posko 16 memaparkan materi berupa penjelasan umum rokok, hubungan dan dampak paparan rokok dan risiko stunting, serta pentingnya kebutuhan gizi baduta daripada pengeluaran untuk rokok.
Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan bahaya rokok dan dampaknya pada risiko stunting. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk membangun kesadaran kolektif di kalangan masyarakat tentang pentingnya menciptakan lingkungan yang sehat bagi anak-anak. Dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat, diharapkan upaya pencegahan stunting dapat lebih efektif dan berkelanjutan, serta memberikan dampak positif bagi generasi mendatang. Edukasi yang dilakukan diharapkan tidak hanya berhenti pada kegiatan ini, tetapi dapat berlanjut dengan program-program lain yang lebih mendalam untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Testimoni dari warga lokal pun menunjukkan dampak positif dari kegiatan ini. Salah satu warga, Ibu Istiqamah, mengungkapkan, “Saya baru tahu kalau asap rokok bisa memengaruhi pertumbuhan anak, apalagi kalau anak masih kecil. Ini jadi pelajaran penting buat saya untuk menjauhi anak kecil dari paparan asap rokok.” Hal ini mencerminkan bahwa penyuluhan yang dilakukan bukan hanya memberikan informasi, tetapi juga mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat menuju kehidupan yang lebih sehat.
Testimoni lainnya datang dari Ibu Nurhidayah, yang mengungkapkan, “Video animasinya menarik, dan saya jadi lebih mengerti dampak buruk rokok, terutama bagi anak-anak. Saya akan coba mengingatkan orang-orang di sekitar saya soal ini.” Pendekatan yang informatif dan interaktif ini diakui oleh warga sebagai hal yang bermanfaat dalam menambah wawasan mereka terkait bahaya rokok dan dampaknya terhadap kesehatan keluarga.