Selasa, 24 Juni 2025 — Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) yang tergabung dalam Posko 18 Praktik Belajar Lapangan (PBL) III telah melaksanakan kegiatan Seminar Evaluasi Program Intervensi Kesehatan pada Selasa, 24 Juni 2025 di Desa Pallantikang, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto. Seminar ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan PBL tematik yang berfokus pada isu stunting, yang menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat paling mendesak di Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk meninjau kembali dampak dari intervensi yang telah dilakukan sebelumnya selama PBL II, khususnya dalam meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pencegahan stunting melalui perubahan perilaku.
Tim Posko 18 terdiri dari tujuh mahasiswa dari berbagai departemen di FKM Unhas dan dibimbing oleh dosen supervisor, Nasrah, SKM., M.Kes. Dalam struktur organisasi posko, Shakira Oqmalia Firdany dari Departemen Promosi Kesehatan bertindak sebagai Koordinator Desa, Putri Diva dari Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai Sekretaris, dan Nur Haliza dari Departemen Manajemen Rumah Sakit sebagai Bendahara. Destiny Mersi Pailang dari Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan berperan sebagai Seksi Perlengkapan, Haisyah Putri dari departemen Epidemiologi sebagai seksi konsumsi, sementara Muhammad Irsyad Izam dari Departemen Kesehatan Lingkungan dan Marini Mudmainnah dari Departemen Manajemen Rumah Sakit mengelola dokumentasi sebagai Seksi Publikasi dan Dokumentasi. Adapun Haisyah bertanggung jawab sebagai Seksi Konsumsi.
Seminar ini dihadiri oleh 16 peserta yang terdiri dari sekretaris desa, perangkat desa, ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD), kepala dusun, kader Posyandu, serta masyarakat Desa Pallantikang. Kehadiran berbagai elemen masyarakat ini menunjukkan bahwa upaya pencegahan stunting mendapat perhatian serius di tingkat desa. Dalam sambutannya, Ketua BPD menyampaikan bahwa program yang dibawakan oleh mahasiswa memberikan manfaat besar, khususnya dalam hal edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap stunting. Ia juga menekankan bahwa stunting merupakan persoalan yang perlu segera ditangani dengan tindakan nyata di lapangan agar tidak berdampak jangka panjang terhadap generasi mendatang.
Intervensi yang dilakukan pada PBL 2 menunjukkan bahwa penyuluhan dan media edukasi yang dilakukan oleh mahasiswa posko 18 mendapatkan respon positif dari masyarakat. Masyarakat desa mengaku lebih memahami pentingnya gizi seimbang, ASI eksklusif, imunisasi dasar lengkap, serta menjaga kebersihan lingkungan sebagai langkah pencegahan stunting. Evaluasi akan dilakukan oleh posko 18 melalui pendekatan langsung kepada masyarakat, termasuk kunjungan rumah dan diskusi kelompok, yang memungkinkan mahasiswa mendapatkan gambaran nyata tentang respon dan perubahan perilaku masyarakat dari intervensi yang telah dilakukan sebelumnya.
Shakira Oqmalia Firdany selaku Koordinator Desa Posko 18 menyampaikan bahwa keberhasilan program ini tidak terlepas dari dukungan masyarakat dan kerja sama yang terjalin baik dengan pihak desa. Ia menyatakan bahwa antusiasme warga sangat tinggi dan mereka mulai menyadari pentingnya peran keluarga dalam mendukung tumbuh kembang anak. Ia berharap kegiatan ini dapat menjadi awal dari kolaborasi berkelanjutan antara masyarakat dan tenaga kesehatan, khususnya dalam mencegah stunting sejak dini.
Kolaborasi antara mahasiswa, pemerintah desa, dan masyarakat menjadi contoh nyata bahwa penyelesaian masalah kesehatan seperti stunting membutuhkan keterlibatan semua pihak. Mahasiswa FKM Unhas melalui PBL III tidak hanya menjalankan tugas akademik, tetapi juga mengambil peran aktif dalam mendorong perubahan di masyarakat. Mereka berharap bahwa apa yang telah dilakukan di Desa Pallantikang dapat memberi dampak jangka panjang dan menjadi pijakan untuk menciptakan desa yang lebih sehat dan bebas dari stunting.