Home / Uncategorized

Kamis, 23 Oktober 2025 - 18:50 WIB

Belajar dari Jepang untuk Sekolah Sehat: Kolaborasi FKM Unhas dan Toyo Foods Jepang Dorong Implementasi Sistem Keamanan Pangan Berstandar Internasional

Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) dengan bangga menggelar guest lecture bertajuk “Learning from Japan: Food Safety Management in School Feeding Systems” pada Kamis, 23 Oktober 2025, bertempat di ruang K-225, lantai 2 FKM Unhas, mulai pukul 08.00 hingga 10.30 WITA. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Prof. Anwar Mallongi, S.KM., M.Sc., Ph.D selaku Wakil Dekan III Bidang Kemitraan, Riset, dan Inovasi FKM Unhas. Acara tersebut tidak hanya dihadiri oleh sivitas akademika di lingkungan FKM Unhas tetapi juga dari fakultas lain, salah satunya Prof. Dr. Ir. Dorothea Agnes Rampisela guru Besar dari Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin yang turut hadir dalam kegiatan ini.

Kuliah tamu ini dihadiri lebih dari 100 peserta, baik secara luring maupun daring melalui via zoom meeting. Antusiasme peserta tidak hanya datang dari dalam negeri saja melainkan terdapat beberapa peserta yang berasal dari Jepang turut berpartisipasi.

Moderator guest lecture pada kesempatan kali ini adalah ibu Irmayanti, S.Gz., M.P.H dosen dari Departemen Gizi FKM Unhas yang memandu diskusi bersama pembicara utama dari Toyo Foods Ms. Momoko Fujii (Registered Dietitian), dan Mr. Kuriwaki Kei (International Child Nutrition Promotion Association Representative Director). Selain itu, turut bergabung dalam panel diskusi para wakil direktur Toyo Foods, Mr. Noro Shoji dan Mr. Oki Yukata.

Pada sesi pertama, Ms. Momoko Fujii memaparkan materi berjudul “Hygiene Management About School Lunch Center in Japan”. Ia menjelaskan bagaimana PT Toyo Foods, perusahaan yang berdiri sejak tahun 1966 dan selama 58 tahun tidak pernah mengalami insiden keracunan makanan, menjaga standar tinggi dalam keamanan serta kebersihan makanan di lingkungan sekolah.

Setiap proses pengolahan dilakukan dengan protokol ketat, dimulai sejak pukul 7 pagi melalui pemeriksaan dan penerimaan bahan baku, diikuti dengan tahap pencucian serta pengupasan menggunakan metode tiga kompartemen untuk memastikan kebersihan optimal. Pada tahap memasak, suhu dijaga minimal 75°C selama satu menit, kemudian dilakukan pendinginan cepat untuk mencegah pertumbuhan bakteri.

Baca Juga  Penguatan Peran Masyarakat dalam Mencegah Lonjakan Kasus DBD di Musim Hujan, oleh Departemen Kesehatan Lingkungan FKM Unhas

Ms. Momoko menekankan pentingnya penerapan aturan “2 jam”, di mana makanan harus dikonsumsi maksimal dua jam setelah dimasak. “Setiap 75 menit, makanan dapat terpapar suhu yang tidak aman,” ujarnya. Ia juga menyoroti pentingnya kebersihan tangan bagi seluruh staf dapur, seperti mencuci tangan setelah memotong bahan makanan, setelah menggoreng, dan setiap kali mengganti celemek. Dengan langkah ini, seluruh tim dapat berperan aktif menjaga keamanan makanan.

Selain itu, PT Toyo Foods menerapkan pengendalian kontaminasi ketat melalui penggunaan sarung tangan khusus, apron berbeda sesuai tugas staf, serta menjaga agar pintu dapur tetap tertutup selama proses pemuatan makanan ke truk pengantar. Menurut Kepala Operasional perusahaan, keselamatan penerima makanan merupakan prioritas utama. Dengan prosedur dan pengawasan berkelanjutan, setiap porsi yang dikirim ke sekolah dijamin higienis dan bernutrisi. PT Toyo Foods berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan demi mendukung kesehatan generasi muda. Menyesuaikan konteks di Indonesia, Ms. Momoko juga menekankan bahwa dengan kondisi perubahan iklim yang menyebabkan cuaca tidak menentu kadang panas, kadang hujan maka langkah paling penting yang harus diperhatikan adalah mencuci tangan dengan baik dan benar. Setiap kegiatan pengolahan makanan sebaiknya diawali dan diakhiri dengan mencuci tangan, karena hal ini merupakan kunci utama dalam mencegah kontaminasi silang dan menjaga keamanan pangan di lingkungan sekolah.

Melanjutkan topik tersebut, Mr. Kuriwaki Kei membahas proses sanitasi peralatan makan pada program makan siang sekolah. Ia menjelaskan bahwa tahap pertama adalah pembersihan, yaitu menghilangkan sisa makanan menggunakan detergen dan air hangat, disarankan menggunakan mesin pencuci bila tersedia. Setelah itu dilakukan pembilasan dengan air bersih yang diganti secara berkala untuk mencegah kontaminasi ulang.

Baca Juga  Mahasiswa Posko 19 PBL III FKM UNHAS Laksanakan Evaluasi Intervensi Edukasi Mengenai Buku Saku Stunting melalui sistem door to door di Desa Gunung Silanu

Tahap berikutnya adalah desinfeksi, yang dapat dilakukan dengan dua cara: menggunakan air panas atau uap bersuhu minimal 85°C selama lebih dari 30 menit, atau dengan perendaman larutan sodium hypochlorite 100–200 ppm selama 5–10 menit. Setelah didesinfeksi, peralatan dikeringkan sempurna menggunakan pengering udara panas atau dibiarkan mengering alami di tempat bersih tanpa kain lap.

Pada tahap akhir, seluruh peralatan makan yang sudah bersih disimpan dalam lemari tertutup dan steril, dan hanya boleh disentuh menggunakan penjepit atau sarung tangan bersih hingga digunakan kembali. Proses berjenjang ini dilakukan sesuai pedoman MEXT (Ministry of Education, Culture, Sports, Science and Technology) dan MHLW (Ministry of Health, Labour and Welfare) untuk memastikan standar keamanan dan kebersihan peralatan makan di sekolah tetap terjaga.

Kegiatan ini selaras dengan beberapa target Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 2 (Zero Hunger) dan SDG 3 (Good Health and Well-being), yang mengedepankan akses makanan bergizi dan aman bagi anak-anak di sekolah sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan generasi muda. Melalui pembelajaran dari praktik terbaik Jepang, FKM Unhas berkomitmen untuk mengadopsi dan mengembangkan sistem keamanan pangan sekolah yang efektif, sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap status gizi dan kualitas hidup siswa di Indonesia.

Kuliah tamu ini juga merupakan bentuk kolaborasi internasional yang mendukung SDG 17 (Partnerships for the Goals), memperkuat hubungan akademik dan profesional antara Indonesia dan Jepang dalam bidang kesehatan masyarakat dan nutrisi. FKM Unhas berharap kegiatan ini dapat memberikan wawasan dan inspirasi bagi seluruh civitas akademika dan pemangku kepentingan terkait dalam upaya mewujudkan sekolah sehat dengan sistem pemberian makanan yang aman dan berkualitas.

Share :

Baca Juga

Uncategorized

Evaluasi Intervensi Edukasi Anemia oleh Posko 20 PBL III FKM Unhas di MTsN 4 Jeneponto

Uncategorized

Mahasiswa PBL III FKM Unhas di Kelurahan Pantai Bahari Evaluasi Penyuluhan Mengenai Pemberantasan Sarang Nyamuk

Uncategorized

Penyuluhan Mengenai Cara Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sesuatu Yang Bermanfaat

Uncategorized

Dosen Ilmu Gizi FKM Unhas Tampil di Kongres Gizi Internasional di Paris

Uncategorized

Pelatihan Pembuatan Buku Praktik Belajar Lapangan (PBL) I FKM Unhas

Uncategorized

Posko 22 PBL II FKM Unhas Adakan Edukasi Interaktif di SMPN 4 Bangkala untuk Dukung Pencapaian SDGs

Uncategorized

KUMAN PERGI, SEHAT DI HATI: EDUKASI CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) YANG BAIK DAN BENAR PADA IBU BADUTA

Uncategorized

Mahasiswa KKN Profesi Kesehatan Unhas Angkatan 67 Laksanakan Program Cegah Stunting di TK Negeri Pembina Turatea, Jeneponto