Jeneponto, 25 Januari 2025 – Mahasiswa POSKO 29 Praktik Belajar Lapangan (PBL) II Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin melaksanakan intervensi edukasi stunting di Dusun Parangbembeng, Desa Karelayu, yang turut berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya poin 2 yaitu target menghilangkan kelaparan dan malnutrisi pada tahun 2030. Kabupaten Jeneponto tercatat memiliki prevalensi stunting tertinggi yang mencapai 39,8% pada tahun 2022, dengan peningkatan 1,9% dari tahun sebelumnya. Sejalan dengan hal tersebut, hasil analisis dan penentuan prioritas masalah PBL I menunjukkan bahwa masalah minimnya pengetahuan stunting sasaran menjadi prioritas utama dalam intervensi PBL II. Dengan demikian, program pengabdian masyarakat MAPPASIGA (Masyarakat Paham Cegah Stunting Generasi Berkualitas) hadir sebagai upaya strategis mengatasi permasalahan stunting melalui peningkatan pengetahuan masyarakat.
Kegiatan dilaksanakan di Rumah Kader Posyandu Dusun Parangbembeng, Desa Karelayu atas nama Ibu Sunggu dengan melibatkan 15 peserta yang terdiri atas ketua posyandu Dusun Parangbembeng dan Dusun Bontokura, kader posyandu Dusun Parangbembeng, serta ibu baduta di Dusun Parangbembeng dan Bontokura. Edukasi dilakukan menggunakan metode penyuluhan langsung dengan media powerpoint. Program ini sejalan dengan suatu penelitian yang mengungkapkan bahwa metode penyuluhan langsung cukup efektif dalam meningkatkan pengetahuan, di mana mayoritas anak dari ibu berpengetahuan baik tumbuh normal. Dengan adanya program ini, diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat tentang stunting. Dengan adanya peningkatan pengetahuan, diharapkan dapat terjadi perubahan sikap ke arah positif terkait upaya pencegahan stunting di masa mendatang.
Nurul Rezky Ridhotullah dari Posko 29 PBL II FKM Unhas sebagai pembicara utama, menekankan pentingnya pemahaman komprehensif tentang penyebab dan pencegahan stunting. Peserta menunjukkan antusiasme tinggi, mencerminkan komitmen masyarakat terhadap gizi dan perkembangan anak. Dukungan penuh dari kepala Desa Karelayu, kepala Dusun Parangbembeng, kepala Dusun Bontokura dan para kader posyandu, serta antusiasme peserta menjadi bukti nyata adanya potensi perubahan.
Sebagai bagian dari Praktik Belajar Lapangan, MAPPASIGA dapat disebut sebagai bentuk manifestasi komitmen akademis dalam mengatasi tantangan kesehatan masyarakat secara langsung dan bermakna. Program ini tidak sekadar memberikan informasi, tetapi membangun fondasi kesehatan dan pendidikan berkelanjutan. Melalui program ini, mahasiswa Unhas khususnya posko 29 PBL II FKM Unhas menunjukkan bahwa suatu perubahan yang esensial dimulai dari pemahaman, aksi dan komitmen bersama untuk menghasilkan generasi yang berkualitas.