Program kerja “Dialog Sehat: Cegah Pernikahan Dini, Wujudkan Generasi Hebat” merupakan bagian dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata Profesi Kesehatan (KKN-PK) Universitas Hasanuddin Angkatan 67. Kegiatan ini didasarkan pada kebutuhan edukasi masyarakat tentang bahaya pernikahan dini yang masih sering terjadi di wilayah pedesaan, serta pentingnya perencanaan pernikahan sebagai langkah awal menciptakan generasi yang sehat. Materi yang digunakan merujuk Kementerian Kesehatan RI.
Tujuan dari pelaksanaan program ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran remaja maupun orang tua mengenai dampak negatif pernikahan dini, baik dari sisi kesehatan ibu dan anak, aspek psikologis, sosial, maupun ekonomi. Edukasi ini diharapkan dapat menjadi pendorong perubahan pola pikir masyarakat terhadap pentingnya menunda pernikahan hingga usia yang matang dan siap secara fisik maupun mental. Program kerja ini dilaksanakan pada hari Minggu, 20 Juli 2025 pukul 16.00 oleh mahasiswa KKN-PK Unhas Angkatan 67 dengan penanggung jawab program, Zakiyah Ananda Burhanuddin, dan dibimbing langsung oleh dosen pembimbing KKN Bapak Dian Saputra Marzuki, S.KM.,M.Kes., dari Universitas Hasanuddin.
Pelaksanaan program berlangsung di Dusun Bonto Manai, Desa Balang Baru, Kabupaten Jeneponto. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh anggota KKN-PK Unhas Desa Balang Baru dan 16 orang warga Dusun Bonto Manai. Kegiatan diawali dengan senam sehat bersama warga sekitar, sebagai bentuk promosi gaya hidup aktif serta untuk menciptakan suasana akrab dan partisipatif antara mahasiswa dan masyarakat. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan penyuluhan bertema “Dialog Sehat untuk Generasi Hebat” yang diberikan kepada remaja serta para orang tua. Penyuluhan ini diawali dengan pengerjaan pre-test dan Post-test setelah pemberian materi. Materi yang disampaikan mencakup risiko pernikahan dini terhadap kesehatan reproduksi, potensi kehamilan berisiko, gangguan mental ibu muda, risiko bayi lahir prematur atau dengan berat badan rendah, hingga risiko stunting dan putus sekolah.
Hasil kegiatan menunjukkan bahwa peserta sangat antusias dan terlibat aktif dalam diskusi. Pre-test dan post-test sederhana yang dilakukan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman peserta mengenai pentingnya menunda pernikahan. Selain itu, para peserta juga menyampaikan komitmen untuk menyebarluaskan pengetahuan yang mereka peroleh kepada teman sebaya dan keluarga.
Program ini memberikan kontribusi langsung terhadap capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 3 (Good Health and Well-being) dan poin 5 (Gender Equality). Di sisi lain, kegiatan ini juga mendukung Asta Cita poin ke-5, yaitu peningkatan kualitas hidup manusia Indonesia, serta poin ke-8 mengenai peran aktif dalam isu-isu global seperti pencegahan stunting dan kematian ibu.
Sebagai kesimpulan, kegiatan “Dialog Sehat: Cegah Pernikahan Dini, Wujudkan Generasi Hebat” terbukti menjadi sarana edukasi yang efektif dan aplikatif di tingkat masyarakat. Kegiatan ini tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga membangun kesadaran serta sikap kritis masyarakat terhadap pentingnya perencanaan pernikahan yang sehat dan bertanggung jawab demi masa depan generasi yang lebih baik.