Posko 14 Praktik Belajar Lapangan (PBL) III Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin menyelenggarakan Seminar Akhir Hasil Evaluasi Program Intervensi Kesehatan pada Senin, 30 Juni 2025, di Kantor Desa Tombo-Tombolo, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto. Kegiatan ini dimulai pukul 11.00 WITA dan bertujuan untuk memaparkan hasil evaluasi terhadap berbagai program intervensi kesehatan yang telah dilaksanakan pada PBL II sebelumnya. Evaluasi ini merupakan bagian penting dalam rangkaian praktik belajar lapangan untuk menilai sejauh mana intervensi berdampak dan berkelanjutan di tengah masyarakat.
Tim Posko 14 terdiri dari dosen supervisor, Ulfah Najamuddin, S.Si., M.Kes., Ph.D. serta tujuh mahasiswa dari berbagai departemen di FKM Unhas, yaitu Nurul Khalizah (Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku), Febbylenfi Sembo Pagappong (Kesehatan Lingkungan), Riyanni Puteri Iqbal dan Selfi Dayamanti (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), Isny Walidani Haris (Manajemen Rumah Sakit), Angelina Sakke (Administrasi dan Kebijakan Kesehatan) dan Ulil Abshar Nurman (Epidemiologi).
Seminar ini dihadiri oleh 16 peserta yang terdiri atas berbagai pemangku kepentingan, seperti Kepala Desa Tombo-Tombolo, perangkat desa (Kasi, Kaur, dan Kepala Dusun), Sekretaris Desa, serta perwakilan masyarakat. Kehadiran mereka mencerminkan dukungan terhadap upaya peningkatan kesehatan masyarakat desa.
Acara diawali dengan sambutan dari Koordinator Desa Posko 14, Isny Walidani Haris, yang mengucapkan terima kasih tak terhingga atas sambutan dan perlakuan hangat selama mahasiswa melaksanakan kegiatan PBL di Desa Tombo-tombolo, tak lupa juga mengucapkan banyak maaf atas kesalahan yang mungkin tidak disengaja dan menyakiti hari pihak lain selama mahasiswa ada di desa. Sambutan dilanjutkan oleh Kepala Desa Tombo-Tombolo, Jamaluddin N. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan rasa terima kasih dan permintaan maaf apabila ada perlakuan yang tidak berkenan dari masyarakat desa.
Dalam pemaparan hasil kegiatan, mahasiswa memaparkan bahwa secara garis besar terdapat 2 intervensi yang dilaksanakan yakni intervensi fisik dan intervensi non-fisik. Intervensi fisik terdiri atas spanduk informasi yang tersebar di 5 dusun, poster x-banner bahaya paparan asap rokok dan pengetahuan stunting yang berada di kantor desa, poster x-banner pentingnya imunisasi yang berada di poskesdes dan video animasi yang di upload di youtube dan disebarluaskan melalui Group WhatsApp. Sementara itu, intervensi non-fisik terdiri atas edukasi bahaya paparan asap rokok, edukasi pengetahuan stunting dengan sasaran ibu hamil, ibu baduta, Wanita Usia Subur (WUS) dan remaja putri serta edukasi pentingnya imunisasi dengan sasaran ibu hamil dan ibu baduta. Setelah dilakukan evaluasi, seluruh intervensi yang dilaksanakan dinyatakan berhasil.
Edukasi yang dilakukan dengan berbagai media pendukung ini tidak hanya sekadar menyampaikan informasi seputar kesehatan, tetapi juga diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk hidup sehat dan dapat menghindari faktor-faktor risiko stunting. Program ini sejalan dengan tujuan ketiga Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua kelompok usia.
Hasil evaluasi ini mendapat respons positif dari seluruh elemen masyarakat yang hadir. Kepala Desa Tombo-Tombolo, Jamaluddin N, menyampaikan apresiasi dan dukungan atas kegiatan mahasiswa yang terlaksana dari Juli 2024-Juli 2025. “Kami berterima kasih atas kedatangan mahasiswa PBL ke desa ini dan kami ucapkan permohonan maaf apabila ada hal yang tidak berkenan selama mahasiswa bermukim dan berkegiatan di desa ini,” ujar beliau.
Di penghujung kegiatan, mahasiswa Posko 14 PBL FKM Unhas memberikan plakat sebagai bentuk terima kasih atas bantuan dan kerja sama selama mahasiswa melaksanakan kegiatan di Desa Tombo-tombolo. Semangat kolaboratif dan keterlibatan aktif masyarakat menjadi indikator bahwa kegiatan PBL telah berjalan secara positif. Melalui rangkaian PBL I hingga PBL III, Posko 14 berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam mendukung upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat Desa Tombo-Tombolo—meskipun secara sederhana, namun bermakna dan berkelanjutan.