Jeneponto, 30 Juni 2025 – Mahasiswa Posko 23 Praktik Belajar Lapangan (PBL) III Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin melaksanakan seminar akhir sebagai penutup rangkaian kegiatan PBL III di Desa Bontosunggu, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto. Kegiatan ini berlangsung pada pukul 10.00 WITA dan dihadiri oleh 20 orang peserta yang terdiri dari Kepala Desa dan jajarannya, Kepala Badan Permusyawaratan Desa (BPD) beserta anggota, para Kepala Dusun, kader kesehatan desa, serta perwakilan masyarakat Desa Bontosunggu.
Tim Posko 23 terdiri dari seorang Dosen Supervisor, St. Rosmanely, SKM., MKM., dan enam mahasiswa dari berbagai departemen: Nur Alisa Rahim (Kesehatan Lingkungan), Inayah Nur Rahmaniyah (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), Isni Apriana (Epidemiologi), Fitri Siska Busdir (Administrasi dan Kebijakan Kesehatan), Muhammad Azizul Hakim (Manajemen Rumah Sakit), dan Ahmad Khairul Aqila (Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku).
Seminar ini bertujuan untuk menyampaikan hasil evaluasi dari tujuh intervensi yang telah dilaksanakan selama PBL II. Intervensi tersebut mencakup poster edukasi cegah stunting, poster edukasi bahaya rokok, papan wicara pengelolaan sampah, penyuluhan bahaya rokok dan kaitannya dengan stunting, penyuluhan pernikahan dini, penyuluhan stunting pada ibu hamil, dan penyuluhan pengelolaan sampah. Mahasiswa Posko 23 dalam pemaparannya menyampaikan bahwa berdasarkan evaluasi yang dilakukan terhadap sasaran intervensi, terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat setelah dilakukan berbagai upaya edukasi, dan ditanggapi oleh Ketua BPD Desa Bontosunggu – Bapak Syamsuddin yang menyampaikan apresiasi atas kontribusi mahasiswa PBL FKM Unhas. “Intervensi yang dilakukan sangat bagus dan memberi dampak positif. Ini sangat membantu kami dalam upaya bersama menurunkan angka stunting di desa kami,” ujarnya.
Kegiatan ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin ke-3 yaitu Good Health and Well-being, yang menargetkan peningkatan kesehatan ibu dan anak serta penurunan prevalensi stunting sebagai bentuk pembangunan berkelanjutan di tingkat desa. Menutup kegiatan, mahasiswa Posko 23 menyampaikan harapan agar hasil dan media edukasi yang telah disusun dapat terus dimanfaatkan dan dikembangkan oleh pemerintah desa dan kader kesehatan. Mereka berharap bahwa intervensi yang telah dilakukan ini bukan hanya berakhir sebagai kegiatan sementara, tetapi menjadi langkah awal yang berkelanjutan untuk menurunkan prevalensi stunting di Desa Bontosunggu.