Jeneponto, 26 Juni 2025 – Posko 25 Praktik Belajar Lapangan (PBL) III Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin telah melaksanakan kegiatan evaluasi intervensi fisik dan non-fisik terkait peningkatan komitmen konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri. Kegiatan ini berlangsung di SMPN 2 Tamalatea, Desa Borongtala, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Kegiatan ini merupakan lanjutan dari intervensi pada PBL II yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan komitmen remaja putri dalam mengonsumsi TTD secara rutin guna mencegah anemia dan stunting. Evaluasi dilakukan melalui pengamatan langsung, pengisian kuesioner, serta wawancara rematri SMPN 2 Tamalatea yang telah mengikuti penyuluhan pada PBL 2 terhadap TTD.
Posko 25 PBL II FKM Unhas dibimbing langsung oleh Dosen Supervisor, A. Muflihah Darwis, SKM., M.Kes., dengan anggota mahasiswa yaitu Kayla Karina Putri dari Departemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3); Nur Fadillah Az Zahra dari Departemen Manajemen Rumah Sakit; Sahnas Azzahra dari Departemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3); Nabilah Azzahra A. Husein dari Departemen Epidemiologi; Irene Eunike Lebang dari Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan; A. Adriyanti dari Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan; dan Muhammad Fikri Haikal dari Departemen Kesehatan Lingkungan.
Metode Evaluasi
Evaluasi dilakukan menggunakan tiga pendekatan utama, yaitu observasi langsung, wawancara singkat, dan pengisian kuesioner post-test SMPN 2 Tamalatea. Observasi dilakukan untuk melihat keberadaan dan kondisi fisik tanda tangan komitmen serta QR Code edukasi yang sebelumnya telah dipasang di lingkungan SMPN 2 Tamalatea.
Hasil observasi menunjukkan bahwa tanda tangan komitmen dan QR Code masih tertempel dengan baik, dalam kondisi bersih, dan dapat dibaca dengan jelas. Hal ini menunjukkan bahwa media intervensi masih terjaga dan tetap berfungsi sebagai pengingat visual bagi para rematri.
Hasil wawancara dengan beberapa rematri SMPN 2 Tamalatea menyatakan bahwa mereka telah membaca isi dari QR Code yang tersedia. Mereka menyebutkan bahwa materi yang ditampilkan bersifat informatif, mudah dipahami, dan sesuai dengan kebutuhan mereka sebagai remaja putri.
Untuk mengukur sejauh mana peningkatan pengetahuan rematri setelah intervensi pada PBL 2, kami juga membagikan kuesioner post-test. Hasil pengisian kuesioner menunjukkan adanya peningkatan pemahaman secara statistika terkait pentingnya konsumsi TTD, manfaatnya, waktu konsumsi yang tepat, serta kaitannya dengan pencegahan anemia dan stunting.
Peran Mahasiswa dalam Mendukung SDGs dan Pencegahan Anemia Remaja Putri
Pelaksanaan evaluasi intervensi ini tidak hanya menjadi bagian dari kegiatan akademik, tetapi juga mencerminkan kontribusi aktif mahasiswa dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera. Fokus utama intervensi ini sejalan dengan target 3.2, yakni menurunkan angka kematian bayi dan anak yang berkaitan dengan masalah gizi.
Penyuluhan serta pemanfaatan media QR Code edukatif menjadi strategi untuk memperluas pemahaman remaja putri mengenai pentingnya konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) secara rutin. Upaya ini diarahkan agar remaja memiliki pengetahuan yang memadai sejak dini, sehingga dapat terhindar dari anemia dan siap menghadapi masa depan reproduksi yang sehat, yang pada akhirnya berdampak terhadap penurunan risiko stunting.
Dengan pendekatan edukasi yang menarik dan mudah diakses, diharapkan semakin banyak rematri yang termotivasi untuk menjaga kesehatannya secara mandiri. Komitmen yang telah dibangun melalui penyuluhan, tanda tangan komitmen, serta pemanfaatan teknologi, menjadi langkah awal dalam menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan produktif.
Posko 25 PBL III menaruh harapan agar model intervensi berbasis partisipasi ini dapat dikembangkan lebih lanjut di berbagai wilayah, terutama sebagai bagian dari upaya penguatan promosi kesehatan yang menyasar kelompok remaja.
Kegiatan ini menjadi wujud nyata bahwa mahasiswa tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga turut berperan langsung dalam membangun kesadaran kesehatan masyarakat secara berkelanjutan melalui intervensi yang aplikatif dan berdampak.