Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin mengadakan kuliah tamu dalam rangka memperingati Dies Natalis FKM Unhas yang ke-42. Kegiatan ini mengusung tema “Konektivitas Transformasi Kesehatan dan Budaya Menuju Indonesia Emas 2045“. Kuliah tamu kali ini sangat menarik menghadirkan narasumber ketua PP AIPTKMI Prof Asnawi Abdullah, SKM,MHSM, MSc.HPPF, DLSHTM, Ph.D yang membawakan materi mengenai “Digital Public Health“. Kuliah tamu dilaksanakan hari Jum’at, 09 Agustus 2024 mulai pukul 09.00-12.00 WITA. di ruangan Prof.Dr. Nur Nasry Noor FKM Unhas dan juga secara online melalui via zoom meeting.
Kuliah tamu dihadiri langsung oleh beberapa pimpinan FKM Unhas termasuk Dekan FKM Unhas Prof. Sukri Palutturi, SKM, M.Kes., MSc.PH, Ph.D, beserta para wakil dekan, beberapa pimpinan departemen dan dosen-dosen FKM Unhas. Peserta yang hadir offline sebanyak 30 orang, sedangkan melalui via zoom mencapai 173 orang.
Kegiatan ini diawali dengan sambutan oleh Dekan FKM Unhas. Beliau mengemukakan bahwa “kuliah tamu ini adalah rangkaian dari Dies Natalis FKM Unhas yang ke-42 dan merupakan agenda yang paling pertama sehingga kita patut bersyukur Prof Asnawi hadir ditengah-tengah kita untuk berkontribusi dalam pengembangan digital public health. Berbicara mengenai digital, tentu di satu sisi memberikan keringanan, bisa mengurangi biaya dan mengefisienkan waktu, tentu kita harus memiliki pondasi yang kuat sehingga pemahaman terkait kesmas menjadi penting. Misalnya saja kekuatan chat gpt terutama di kalangan milenial, kalo kita tidak mengetahui pengetahuan dasar mengenai ilmu yang kita kembangkan kita mesti punya kontrol mengenai hal-hal tersebut”.
Kuliah tamu kali ini dimoderatori oleh ketua program studi S1 Kesehatan Masyarakat FKM Unhas Dr. Hasnawati Amqam, SKM.,M.Sc. Mengawali pemaparannya, Prof Asnawi menyampaikan sedikit pengantar bahwa diusia yang sudah tidak muda lagi, sharing adalah hal yang sangat disenangi semoga bisa dicatat sama Allah sebagai suatu kebaikan untuk banyak orang. Saya juga mengusung di tempo hari pada ketua asosiasi di Riau bahwa digital public health sebagai misi penting AIPTKMI yang harus diperjuangkan di masa yang akan datang.
Beberapa outline yang dijelaskan dalam presentasi Prof Asnawi seperti digital transformasi dimana digital technology mengalami kemajuan di luar imajinasi dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. New SDoH singkatan dari social determinant of health yang ditentukan oleh digitech merupakan kondisi dimana seseorang dilahirkan, tumbuh, hidup, dan menua yang mampu membentuk kesehatan. SDoH inilah yang kelak akan menentukan health (outcomes and understanding) di masyarakat atau di suatu komunitas. Juga dibahas mengenai perlunya integrasi public health science and art dengan digitech, perlu upgrade literacy utamanya mengenai digital health literacy yakni mencari berbagai informasi dari sumber eletronik lalu mengimplementasikan informasi yang diperoleh untuk memecahkan masalah kesehatan, tingkatkan kompetensi diri, dan juga upgrade kurikulum. Outline yang terakhir adalah terus menerus belajar (menjadi fast learner) karena perubahan yang dialami begitu cepat.
Prof Asnawi juga memperkenalkan berbagai future tools yang bisa digunakan untuk memberikan kemudahan. Namun, Prof Asnawi berpesan bahwa “hati-hati menggunakan teknologi dan jangan percaya sepenuhnya. Kita juga harus kritis dalam menggunakan internet dan mampu menganalisa informasi yang baik dan benar. Hal ini adalah satu satu challenge di era digital. Teruntuk para dosen ada berbagai aplikasi yang dikembangkan dengan coding sehingga kita harus familiar dengan hal tersebut. Upgrade ilmu dan kompetensi agar kita sebagai tenaga pendidik mampu mengajarkannya kepada native digital”.
Prof Asnawi menekankan bahwa digital public health adalah masa depan kesehatan masyarakat. Digital technology harus menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kompetensi inti lulusan kesehatan masyarakat dengan memiliki kemampuan mengeksplorasi data dengan baik. Sangat bersyukur tahun ini kita mendapatkan pendanaan dari Transform Health Indonesia untuk mengembangkan kurikulum dan modul digital public health. Digital health adalah hal yang menjanjikan dimasa depan baik itu dalam membangun riset, membangun inovasi pemecahan masalah kesehatan yang efektif dan mempermudah mengatasi berbagai upaya kesehatan dengan mengedepankan berbagai konsep dan peralatan digital teknologi terkini. Di akhir sesi, Prof Asnawi memberi informasi bahwa akan dilakukan launching atau peluncuran buku digital public health pada hari Senin, 12 Agustus 2024 jam 13.00-16.00 WIB yang berlokasi di Artotel Gelora Senayan.