Posyandu sebagai pos pelayanan terpadu adalah wahana utama dalam memberikan layanan kesehatan dasar di tingkat masyarakat. Namun, untuk mencapai hasil yang optimal perlu adanya pendekatan holistic dan berpusat pada manusia. Hal ini disebabkan masih ditemui kasus bahwa angka kunjungan balita ke posyandu tidak mencapai 50%, oleh sebab itu perlu strategi atau metode untuk mendorong meningkatkan angka kunjungan balita ke posyandu, salah satunya adalah dengan menerapkan Human Centered Design (HCD) yaitu suatu metode yang berpusat pada manusia, dalam konteks peningkatan kunjungan posyandu.
Dengan mengadopsi Human Centered Design Puskesmas Air Salobar bersama dengan Dinas Kesehatan Kota Ambon telah meluncurkan purwarupa diantaranya Pos Penimbangan Baru (POBIN), Antrian Berhadiah Posyandu (RANAH POSYANDU), Balon Ojek Lintas Posyandu (LOLIPOS), sosialisasi atau edukasi kepada orang tua tentang pentingnya pendampingan orang tua untuk membawa anaknya ke posyandu, sosialisasi penanganan KIPI ringan dan kerjasama air salobar integrasi lengkap (KERABAT).
Kegiatan launching purwarupa ini berlangsung pada hari Jumat (21/7/2023) di Posyandu Anggrek, dan turut dihadiri oleh para pemangku kepentingan, termasuk Ketua TP. PKK Kota Ambon, Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon, Kepala BAPPEDA Litbang Kota Ambon, Lurah Nusaniwe, PKK Kec. Nusaniwe, Perwakilan UNICEF di wilayah Maluku, Fasilitator Kota Ambon, Ketua RT/RW di wilayah posyandu Anggrek, Kader Posyandu dan tim Puskesmas Air Salobar.
“Dengan mengadopsi Human Centered Design, kita dapat lebih memahami kebutuhan unik masyarakat kita dan merancang layanan posyandu yang sesuai dan relevan,” ujar Lisa Watimena selaku Ketua TP. PKK Kota Ambon.
Melalui pendekatan Human Centered Design dan inovasi yang dihasilkan oleh Puskesmas Air Salobar, diharapkan angka cakupan imunisasi akan meningkat, sehingga terciptalah generasi penerus bangsa yang sehat dan cerdas.
Sebagai informasi, kegiatan ini merupakan bagian dari Implementasi Human-Centered Design (HCD) pada tiga kabupaten/kota di Provinsi Maluku. Implementasi HCD ini didampingi oleh Pusat Studi Kota Sehat Indonesia atau Center for Indonesian Healthy Cities Studies (CIHCS) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Maluku dan UNICEF.
Menurut Muhammad Rachmat, perwakilan CIHCS FKM Unhas, setiap pihak perlu mengambil peran dalam meningkatkan cakupan imunisasi rutin wajib di Indonesia. Vaksinasi merupakan salah satu intervensi kesehatan yang lebih murah dan lebih efektif.
“Dari banyak penyakit ada beberapa di antaranya yang sudah secara pasti bisa kita cegah dengan imunisasi atau vaksinasi yang biasa disebut PD3I (penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi), tutup Muhammad Rachmat yang merupakan dosen di Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM Unhas.