Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memberikan dukungan pendanaan terhadap kegiatan pendampingan percepatan penurunan stunting di Bantaeng yang dilaksanakan oleh tim dosen Universitas Hasanuddin. Topik besar kegiatan ini adalah Program Percepatan Penurunan Stunting Melalui Pendampingan Perguruan Tinggi kerjasama dengan BKKBN. Universitas Hasanuddin merupakan satu dari lima universitas di Indonesia yang menjadi mitra BKKBN pada program ini tahun 2023.
Upaya untuk menurunkan prevalensi stunting merupakan salah satu agenda global, bagian dari Sustainable Development Goals (SDGs) yang menjadi komitmen bersama untuk dicapai pada tahun 2030. Target SDGs 2.2 menyatakan “Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang disepakati secara internasional untuk anak pendek dan kurus di bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula”. Salah satu indikator untuk pencapaian target tersebut adalah prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak di bawah lima tahun (balita).
Kegiatan pendampingan ini dilaksanakan selama 4 bulan di dua desa lokus stunting di Kecamatan Pajukukang Kabupaten Bantaeng, tepatnya di Desa Pajukukang dan Desa Borongloe. Tim dosen dari Unhas berjumlah 4 orang yang diketuai Prof. dr. Veni Hadju, PhD dengan anggota yaitu Dr. dr. Sri Ramadhani, MKes; Muhammad Rachmat, SKM, MKes; dan Syafrullah Amir, SGz, MPH. Mereka adalah dosen di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Kedokteran Unhas.
Kegiatan pendampingan ini bertujuan untuk menurunkan angka kejadian stunting dengan meningkatkan status gizi pada anak khususnya pada usia 6-23 bulan di dua lokus dampingan. Langkah awal kegiatan ini, yaitu diadakannya pertemuan pada tanggal 26 dan 27 Juli 2023 bersama pemerintah daerah Kabupaten Bantaeng dengan tim Unhas yaitu Prof. dr. Veni Hadju, PhD dan Muhammad Rachmat, SKM, MKes.
Pertemuan digelar bersama Wakil Bupati Bantaeng sebagai Ketua TPPS Tingkat Kabupaten dengan semua OPD yang terkait. Setelah itu, dilanjutkan pertemuan dengan kepala desa di dua desa intervensi yang dihadiri semua perangkat desa termasuk kader PKK, kader KB, penyuluh KB, kader Posyandu, dan kepala dusun.
Kunjungan ke dua desa ini didampingi oleh Kepala Bidang Pengendalian Penduduk Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan, dan Satgas Percepatan Penurunan Stunting. Tim juga berkunjung ke kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng dan disambut hangat oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng yang didampingi oleh Sekretaris Dinas Kesehatan dan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat. Kegiatan dilanjutkan dengan pengumpulan data di dua desa lokus stunting pada tanggal 28 dan 29 Juli 2023 yang dilakukan oleh Dr. dr. Sri Ramadhani, MKes; Syafrullah Amir, SGz, MPH, dan tim.
Tim bertemu dan diskusi dengan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng. Kegiatan dilanjutkan wawancara dengan pihak BAPPEDA, Dinas PMD, tim PKK, kader desa dan bidan Desa Pajukukang dan Desa Borongloe.
Tim juga mengunjungi dan wawancara dengan pihak UPT Pelaksana Gizi yang merupakan inovasi terbaik yang dimiliki Kabupaten Bantaeng dalam penurunan stunting. Pertemuan juga diagendakan dengan Kepala Puskesmas Baruga serta bidan dusun. Setelah pengumpulan data ini, tim akan melakukan pelatihan kader Tim Pendamping Keluarga dari dua desa dampingan. Kader ini akan melakukan pendampingan pada ibu baduta melalui berbagai kegiatan.