Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan pengetahuan remaja terkait bahaya rokok dan kaitannya dengan risiko kesehatan, termasuk stunting, Posko 23 Praktik Belajar Lapangan (PBL) II Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin melaksanakan program edukasi bahaya rokok dan kaitannya dengan stunting. Kegiatan ini berlangsung pada Kamis, 23 Januari 2025, pukul 08.00-12.00 WITA, bertempat di SMPN 7 Tamalatea, Desa Bontosunggu, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto. Edukasi ini dihadiri oleh siswa kelas 8 SMP dengan tujuan memberikan pemahaman mendalam tentang dampak rokok terhadap kesehatan, khususnya pada pertumbuhan dan perkembangan remaja.
Tim Posko 23 PBL II FKM Unhas terdiri dari seorang Dosen Supervisor, St. Rosmanely, SKM., MKM., dan enam mahasiswa dari berbagai departemen: Nur Alisa Rahim (Kesehatan Lingkungan), Inayah Nur Rahmaniyah (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), Isni Apriana (Epidemiologi), Fitri Siska Busdir (Administrasi dan Kebijakan Kesehatan), Muhammad Azizul Hakim (Manajemen Rumah Sakit), dan Ahmad Khairul Aqila (Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku). Program ini dirancang untuk mendukung upaya pemerintah dalam menekan prevalensi stunting serta mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) ke-2, yaitu mengakhiri kelaparan dan segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030.
Kegiatan ini diawali dengan pre-test guna mengukur tingkat pengetahuan awal siswa terkait bahaya rokok dan hubungannya dengan stunting. Materi edukasi yang disampaikan meliputi kandungan berbahaya dalam rokok, perbedaan perokok aktif dan perokok pasif, dampaknya terhadap kesehatan organ tubuh, serta bagaimana rokok dapat memengaruhi status gizi dan pertumbuhan remaja. Dalam sesi ini, mahasiswa menggunakan slide presentation dalam penyampaian materi dan menggunakan media edukatif Ular Tangga CERIA (Cegah Rokok: Ingat Anak Sehat).
Kepala sekolah, Rustan R. S.Pd, M. Pd., dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih atas pelaksanaan kegiatan ini. “Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini karena selama ini kami sering menerima laporan bahwa ada siswa yang membawa rokok ke sekolah. Pihak sekolah pun secara berkala melakukan pemeriksaan dan menemukan siswa yang merokok. Kami berharap kegiatan penyuluhan ini dapat memberikan pemahaman mendalam kepada siswa terkait bahaya rokok,” ujarnya.
Melalui program ini, diharapkan siswa SMPN 7 Tamalatea dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang bahaya rokok, sehingga mampu mengambil langkah preventif sejak dini. Hal ini sejalan dengan target SDGs 2.2 untuk mengurangi malnutrisi dan mendukung terciptanya generasi muda yang sehat dan produktif di masa depan.