Jeneponto, 26 Januari 2025 – Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) yang tergabung dalam Posko 20 PBL II telah sukses melaksanakan program intervensi bertajuk “Edukasi Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Berbahan Pangan Lokal” di Desa Kapita, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu-ibu tentang pentingnya pemberian MP-ASI yang berkualitas dengan memanfaatkan bahan pangan lokal. Sebanyak 19 peserta, yang terdiri dari WUS, ibu dengan anak di bawah dua tahun (baduta), serta kader posyandu, mengikuti kegiatan yang berlangsung dengan antusias.
Kegiatan ini selaras dengan target SDGs 2.2, yaitu: “Pada tahun 2030, mengakhiri segala bentuk kekurangan gizi, termasuk mencapai target yang disepakati secara internasional mengenai stunting dan wasting pada anak di bawah usia 5 tahun pada tahun 2025.” Masa pemberian MP-ASI pada anak usia 6 hingga 24 bulan merupakan periode penting untuk mencegah stunting, yang sering disebabkan oleh kekurangan gizi kronis selama 1000 HPK.
Sebelum pelaksanaan kegiatan, Supervisor Posko 20, Mahfuddin Yusbud, SKM., MKM., memberikan arahan kepada tim. Beliau menekankan pentingnya koordinasi dengan ahli terkait, seperti kader posyandu setempat, guna memastikan program berjalan dengan baik dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Posko 20 terdiri dari tujuh mahasiswa, yaitu Ainnur Mey Rokhii Mah, Hikmalia Iriani, Rezky Aprilia Kartika, Dzulhulaifah Syamsuddin, Muh. Rafly Kurniawan, dan dua penanggung jawab program, Hanin Farisah serta Nurfadillah Mustafa.
Kegiatan dimulai dengan pre-test untuk mengukur tingkat pengetahuan awal peserta tentang MP-ASI. Pemaparan materi kemudian disampaikan menggunakan slide presentasi interaktif, dengan materi yang mencakup:
- Definisi MP-ASI, yaitu makanan atau minuman yang mengandung zat gizi untuk memenuhi kebutuhan bayi usia 6-24 bulan selain ASI.
- Pentingnya MP-ASI, yang mencakup pemberian sumber nutrisi lebih lengkap agar bayi tumbuh optimal.
- Prinsip pemberian MP-ASI, seperti pemberian pada usia yang tepat, penggunaan bahan yang aman, dan konsistensi makanan sesuai usia bayi.
- Persiapan sebelum menyiapkan MP-ASI, seperti mencuci tangan, membersihkan bahan makanan, serta memisahkan makanan mentah dan matang.
- Panduan pemberian makanan sesuai usia, mulai dari tekstur makanan hingga frekuensi pemberian.
Sebagai bagian dari edukasi, tim juga memperlihatkan contoh nyata bahan pangan lokal yang dapat diolah menjadi MP-ASI, seperti nasi, daging ayam, bumbu halus, dan daun kelor sebagai ikon bahan pangan lokal yang sering dikonsumsi masyarakat Desa Kapita. Hal ini memberikan gambaran konkret kepada peserta tentang bagaimana mengolah MP-ASI bergizi menggunakan sumber daya lokal.
Diskusi pun dibuka untuk berbagi pengalaman antara peserta dan tim Posko 20, termasuk tantangan menghadapi anak-anak yang sulit makan.
Setelah sesi edukasi, peserta mengisi post-test untuk mengevaluasi peningkatan pemahaman mereka. Sebagai tindak lanjut, Posko 20 membagikan buku saku berisi panduan pemberian MP-ASI, termasuk resep-resep berbahan lokal yang diadaptasi dari Buku Resep Makanan Lokal Kemenkes RI (2023).
Dengan memanfaatkan bahan pangan lokal, program ini tidak hanya membantu keluarga di Desa Kapita meningkatkan kualitas gizi anak-anak mereka, tetapi juga memberdayakan masyarakat untuk mengenali dan memanfaatkan potensi sumber daya lokal mereka.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemberian MP-ASI yang bergizi dan seimbang. Mahasiswa FKM Unhas, melalui program PBL II, menunjukkan komitmen mereka dalam mendukung kesehatan masyarakat, khususnya dalam upaya pencegahan stunting dan pencapaian SDGs.
Dengan koordinasi yang baik bersama masyarakat dan kader posyandu, Posko 20 optimis bahwa program ini dapat menjadi langkah awal menuju generasi yang lebih sehat dan berkualitas di Desa Kapita.