Jeneponto, 25 Januari 2025 — Mahasiswa Posko 3 Praktik Belajar Lapangan (PBL) 2 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin telah melaksanakan intervensi fisik berupa Buku Saku Pencegahan Stunting di Aula Puskesmas Barana Kelurahan Bulujaya, Kecamatan Bangkala Barat, Kabupaten Jeneponto. Kegiatan ini berlangsung dari jam 09.30 hingga 11.30 WITA. Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kader posyandu dan masyarakat mengenai stunting agar dapat di pahami dengan baik dan mudah dengan metode edukasi yang interaktif.
Kegiatan Intervensi ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 25 Januari 2025 di Aula Puskesmas Barana Kelurahan Bulujaya, Kecamatan Bangkala Barat, Kabupaten Jeneponto. Pembagian Buku Saku pencegahan stunting ini dilaksanakan setelah dilakukan Pelatihan Komunikasi Antar Pribadi (KAP) yang dimana melibatkan perwakilan kader 7 posyandu dari seluruh Kelurahan Bulujaya sebagai peserta. Kegiatan intervensi ini mendapat respon yang positif oleh tokoh Masyarakat dan khususnya oleh para kader kesehatan di Kelurahan Bulujaya. Kepala Kader Kelurahan Bulujaya juga menyampaikan apresiasinya atas inisiatif mahasiswa FKM Unhas yang telah menghadirkan pendekatan edukasi baru yang relevan dengan isu sosial di masyarakat, khususnya dengan metode pembagian Buku Saku Pencegahan Stunting ini.
Dari pihak Puskesmas Barana, Pak Iwan menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini. “Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada adik-adik FKM Unhas, karena telah memberikan dukungan lebih bagi masyarakat khususnya para kader kesehatan di kelurahan Bulujaya agar mereka bisa lebih cermat lagi dalam melakukan langkah konkrit terkait pencegahan Stunting ini” ujar beliau. Beliau juga menambahkan bahwa pihak Puskesmas selalu mendukung penuh inisiatif yang dapat meningkatkan kesadaran kader dan masyarakat terhadap pentingnya pencegahan stunting ini.
Melalui program ini, Mahasiswa Posko 3 PBL FKM Unhas berusaha memfasilitasi dialog antara Kader dan Masyarakat untuk isu stunting yang sedang melambung tinggi angka prevalensinya di Kecamatan Jeneponto sekaligus memperkuat peran para kader sebagai upaya dan langkah awal untuk memutus rantai permasalahan isu ini.
Intervensi fisik berupa Buku Saku Pencegahan Stunting dirancang secara khusus agar dapat menyampaikan informasi dan poin penting terkait upaya pencegahan stunting, yang di dalamnya mencakup definisi, fakta dan data stunting, tindak pencegahan, serta peran para kader dalam dalam pencegahan stunting. Beberapa halaman pada buku saku diisi dengan fun fact dan langkah mudah deteksi stunting yang disampaikan dengan tata bahasa yang lebih mudah dipahami, tetapi tetap informatif.
Mahasiswa Posko 3 PBL II FKM Unhas memiliki peran penting dalam mendorong pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) melalui inisiatif Buku Saku Pencegahan Stunting. Inisiatif ini secara langsung terkait dengan beberapa poin SDGs, terutama yang berfokus pada kesehatan, pendidikan, dan pengurangan kesenjangan. Pada poin SDGs ke 2 yakni Tanpa Kelaparan (Zero Hunger), yang menargetkan penghapusan kelaparan dan malnutrisi, termasuk stunting. Buku saku ini memberikan informasi praktis tentang pentingnya gizi yang baik bagi ibu hamil dan anak-anak dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), serta memberikan panduan tentang makanan bergizi yang dapat mengurangi risiko stunting. Upaya ini sejalan dengan target SDGs untuk mengurangi stunting pada anak di bawah lima tahun dan mengakhiri segala bentuk malnutrisi.
Selain itu, Buku Saku Pencegahan Stunting juga mendukung pencapaian poin ke 3 yakni Kehidupan yang Sehat dan Sejahtera (Good Health and Well-Being) Dengan memberikan edukasi mengenai pentingnya perawatan kesehatan ibu dan anak, seperti imunisasi dan pemeriksaan kesehatan rutin, buku ini berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan anak yang dapat dicegah. Stunting sering kali menjadi indikator buruknya kualitas kesehatan ibu dan anak, sehingga pendidikan tentang pencegahan stunting dapat berkontribusi pada upaya menurunkan angka kematian yang terkait dengan malnutrisi dan infeksi.
Penyebaran informasi tentang gizi yang tepat untuk pencegahan stunting juga berhubungan dengan poin ke 4 pada SDGs yakni Pendidikan Berkualitas (Quality Education). Anak-anak yang terbebas dari stunting cenderung memiliki perkembangan kognitif yang lebih baik, yang meningkatkan kesiapan mereka untuk menerima pendidikan berkualitas. Buku saku ini memberikan pengetahuan kepada orang tua tentang peran penting nutrisi dalam perkembangan anak, yang pada gilirannya akan mendukung pendidikan yang lebih baik untuk generasi mendatang.
Pencapaian poin ke 12 SDGs yakni Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab (Responsible Consumption and Production) juga dapat didorong melalui Buku Saku Pencegahan Stunting. Buku ini mendorong pemanfaatan sumber daya pangan lokal yang bergizi, seperti ikan dan sayuran, serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pola makan yang berkelanjutan. Penggunaan bahan makanan lokal yang bergizi dapat mendukung pemenuhan gizi yang dibutuhkan tanpa membebani lingkungan.
Terakhir, kemitraan yang terjalin antara mahasiswa, pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat dalam penyebaran buku saku ini mencerminkan poin ke 17 pada SDGs yakni Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan ( Partnerships for The Goals). Kolaborasi multistakeholder ini penting dalam menciptakan solusi bersama untuk masalah kesehatan dan gizi, seperti stunting, yang membutuhkan partisipasi berbagai pihak untuk mencapainya.
Harapan kami, Intervensi mengenai Buku Saku Pencegahan Stunting pada puskesmas Barana, Jeneponto mampu meningkatkan kesadaran kader dan masyarakat mengenai pentingnya pengetahuan secara mendalam terakait isu ini. Dengan antusiasme kader, Masyarakat dan dukungan pihak puskesmas, kegiatan ini diharapkan dapat terus berlanjut untuk membangun generasi muda bebas dari stunting yang lebih berkualitas dan lebih siap dalam menghadapi masa depan.