Pupuk kompos merupakan pupuk organik yang dihasilkan dari proses penguraian (dekomposisi) bahan-bahan organik seperti sisa tanaman, kotoran hewan, dan sampah organik lainnya. Bahan-bahan ini diurai oleh mikroorganisme pengurai seperti bakteri dan jamur, menghasilkan pupuk kaya nutrisi yang bermanfaat bagi tanaman.
Berdasarkan hasil observasi di Desa Saotengnga masih banyak peternak yang belum mengelola limbah ternak dengan baik, sehingga mencemari lingkungan sekitar. Limbah ternak yang tidak diolah dapat menimbulkan bau tak sedap, mencemari air tanah, dan menyebarkan penyakit.
Melihat kondisi masyarakat Desa Saotengnga yang masih kurang dalam memanfaatkan limbah ternak dengan baik maka mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Pengembangan Ekonomi Kreatif Universitas Hasanuddin Gelombang 112 Desa Saotengnga, Kabupaten Sinjai, di bawah supervisi DPK KKN Unhas Muhammad Rachmat mengadakan kegiatan Edukasi Pengolahan Limbah Ternak Menjadi Pupuk Kompos pada tanggal 27 Juli 2024 di Dusun Bacikoro, Desa Saotengnga, Kecamatan Sinjai Tengah. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan motivasi masyarakat dalam memanfaatkan limbah ternak menjadi pupuk kompos.
Pengolahan limbah ternak menjadi pupuk kompos memiliki manfaat penting dalam mengubah limbah ternak menjadi pupuk organik yang bermanfaat bagi pertanian dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan limbah ternak yang ramah lingkungan.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode demonstrasi dan praktek langsung dimana penanggung jawab menjelaskan bagaimana teknik pengolahan limbah ternak menjadi pupuk kompos yang benar yang melibatkan beberapa masyarakat di Desa Saotengnga.
Nurjannah selaku penanggung jawab program kerja menjelaskan tujuan kegiatan ini untuk menghasilkan pupuk kompos yang dimanfaatkan oleh warga. “Tujuan pengolahan limbah ternak menjadi pupuk kompos adalah untuk memanfaatkan kotoran hewan sebagai sumber daya yang berharga, mengurangi limbah, dan mengurangi dampak lingkungan. Dengan mengolah limbah ternak menjadi kompos, kita dapat menghasilkan pupuk organik yang kaya nutrisi, yang berguna untuk meningkatkan kesuburan tanah,” jelas Nurjannah.
Meskipun dalam pembuatan pupuk kompos terlihat mudah namun terdapat beberapa kendala seperti kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam pengomposan, terbatasnya akses alat dan bahan, serta minimnya dukungan pemerintah. Selain itu, kesadaran yang rendah tentang manfaat kompos dan anggapan bahwa proses ini memakan waktu lama membuat minat masyarakat masih rendah.
Program ini diharapkan dapat membantu peternak mengelola limbah ternak secara efektif, mengurangi pencemaran lingkungan, dan menghasilkan pupuk organik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas pertanian. Selain itu, program ini juga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat setempat dalam mengolah limbah menjadi produk yang bernilai ekonomis, sehingga dapat menciptakan peluang usaha baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat.