Maros, 2 November 2024 – Melalui kegiatan pengabdian masyarakat sebagai rangkaian Dies Natalis Ke-42 FKM Unhas, Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM Unhas menginisiasi program literasi kesehatan untuk mencegah perilaku catcalling di kalangan remaja. Kegiatan ini berlangsung di Kelurahan Baju Bodoa dan menyasar siswa-siswi SMA Negeri 11 Maros, difasilitasi langsung oleh Prof. Dr. Suriah, SKM., M.Kes dan Ibu Nasrah, SKM., M.Kes sebagai dosen pendamping.
Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang catcalling, tetapi juga untuk memfasilitasi diskusi yang menarik dan interaktif serta membangun kesadaran remaja bahwa catcalling bukan candaan tapi pelecehan. Dengan melibatkan 34 siswa, kegiatan ini menyajikan permainan, penayangan video yang menggugah, dan sesi tanya jawab yang dinamis, dipandu oleh Muhammad Wahyunan, mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Para peserta tampak antusias dan aktif berpartisipasi. Hasil post-test menunjukkan kegiatan ini sukses meningkatkan pemahaman peserta dengan signifikan. “Saya jadi lebih paham dan sadar tentang catcalling setelah ikut kegiatan ini,” ungkap Annisa, salah satu peserta. Temannya, Ahmad, menambahkan, “Kegiatan ini sangat bermanfaat dan membuka wawasan kami!”
Catcalling, yang merupakan salah satu bentuk diskriminasi gender, memiliki dampak jangka panjang yang merugikan, terutama bagi perempuan. Program ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin 5 yang mengedepankan kesetaraan gender. Oleh karena itu, mengedukasi remaja tentang isu ini menjadi sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang lebih aman dan setara.
Mengakhiri kegiatan ini, tim PKIP FKM Unhas mengajak para siswa untuk menyatakan komitmen dalam mengampanyekan “Catcalling No” dengan tagline Catcalling bukan lucu lucuan tapi PELECEHAN.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin berkomitmen untuk terus menggelar program-program pengabdian masyarakat, guna mendukung SDGs dan meningkatkan kesadaran kesehatan di kalangan generasi muda. Dengan langkah ini, diharapkan remaja dapat menjadi agen perubahan, mendorong lingkungan yang bebas dari catcalling dan segala bentuk diskriminasi.