Mahasiswa Praktik Belajar Lapangan (PBL) III posko 16 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin datang kembali ke Desa Kalimporo, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, untuk melakukan kegiatan evaluasi lanjutan pada Rabu, 25 Juni 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk menilai efektivitas penyuluhan anemia dan pemberian buku saku yang sebelumnya telah dilakukan pada PBL II, khususnya dalam meningkatkan pengetahuan remaja putri terkait manfaat konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD). Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan kesadaran remaja putri setelah intervensi sebelumnya. Kegiatan dilaksanakan secara door to door agar mahasiswa dapat menggali langsung tingkat pengetahuan dan perubahan perilaku dari masing-masing responden.
Mahasiswa posko 16 PBL III Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin yang terlibat dalam kegiatan ini terdiri dari delapan orang dengan latar belakang departemen yang berbeda. Mereka adalah Rina Aryana (Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku), Lu’Lu’ Ah Salsabila (Manajemen Rumah Sakit), Nurul Syahri Ramadhani Syam dan Earlene Rachmany Masyagena (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), Dinda Asmiranda (Epidemiologi), Aulia Nur Insani dan Aryan Y Mangatas Hutabarat (Administrasi dan Kebijakan Kesehatan), serta Kenzo Ibrahimovich (Kesehatan Lingkungan). Kegiatan ini turut didampingi oleh dosen supervisor posko 16, Ibu Andi Wahyuni, SKM., M.Kes., yang memberikan arahan selama proses evaluasi PBL III. Pendekatan yang dilakukan bersifat komunikatif agar hasil evaluasi dapat lebih akurat dan representatif.
Evaluasi kegiatan dilakukan melalui pengisian kuesioner setelah intervensi dan wawancara langsung pada PBL II dengan remaja putri yang menjadi sasaran penyuluhan. Kegiatan ini menilai seberapa jauh buku saku yang dibagikan telah digunakan dan dipahami oleh remaja putri dalam kehidupan sehari-hari. Mahasiswa akan menilai tingkat informasi yang diterima dan perubahan perilaku dalam kebiasaan konsumsi tablet tambah darah setelah kegiatan penyuluhan selama lima bulan terakhir. Respon yang diterima cukup beragam, tetapi sebagian besar menyatakan bahwa penyuluhan dan buku saku sangat membantu mereka memahami dampak anemia dan pentingnya konsumsi tablet tambah darah bagi remaja putri.
Salah satu remaja putri yang mengikuti kegiatan intervensi penyuluhan tablet tambah darah, Naila, menyampaikan bahwa buku saku sangat berguna karena berisi informasi penting yang mudah dimengerti. Ia juga merasa lebih sadar akan pentingnya tablet tambah darah setelah mengetahui dampak anemia terhadap kesehatan dan masa depan. “Saya jadi lebih rutin minum tablet tambah darah karena tahu manfaatnya. Buku sakunya juga sering saya baca ulang,” ujar Naila. Mahasiswa posko 16 mencatat bahwa interaksi langsung melalui metode door to door memudahkan responden dalam menyampaikan pengalaman dan kendala yang mereka hadapi.
Program intervensi edukasi tablet tambah darah dan pemberian buku saku mengenai anemia kepada remaja putri merupakan langkah nyata dalam mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs. Tujuan pembangunan berkelanjutan nomor 2 tentang tanpa kelaparan berfokus pada penghapusan segala bentuk malnutrisi, termasuk anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat besi sehingga intervensi ini membantu memastikan remaja putri memperoleh asupan zat gizi yang cukup untuk menunjang kesehatan dan tumbuh kembang optimal. SDGs nomor 3 tentang kehidupan sehat dan sejahtera sangat berkaitan karena remaja putri yang rutin mengonsumsi tablet tambah darah akan memiliki status kesehatan yang lebih baik dan terhindar dari risiko komplikasi saat kehamilan serta mampu melahirkan bayi dengan berat badan normal yang bebas dari stunting. SDGs nomor 4 tentang pendidikan berkualitas mendukung program ini karena anemia yang dicegah sejak dini dapat meningkatkan fokus belajar, daya konsentrasi, serta prestasi akademik remaja putri yang berkontribusi terhadap masa depan yang lebih baik. SDG nomor 5 tentang kesetaraan gender diperkuat melalui pemberdayaan remaja putri lewat pengetahuan tentang kesehatan dan gizi yang membuat mereka lebih siap secara fisik dan mental menjadi generasi ibu yang sehat serta berdaya dalam mengambil keputusan terkait kesehatannya sendiri.
Melalui kegiatan evaluasi ini, mahasiswa PBL III berharap dapat memperoleh gambaran mengenai keberhasilan intervensi sebelumnya. Evaluasi ini juga menjadi tolak ukur keberlanjutan program penyuluhan dan pencegahan anemia bagi remaja putri di Desa Kalimporo. Dengan hasil evaluasi yang diperoleh, mahasiswa dapat menyusun rekomendasi yang lebih tepat sasaran untuk mendukung program kesehatan remaja di Desa Kalimporo. Mahasiswa posko 16 FKM UNHAS berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi laporan akademik, tetapi juga memberi dampak nyata bagi peningkatan kesehatan remaja putri di Kalimporo.