Posko 33 Praktik Belajar Lapangan (PBL) II FKM Unhas lakukan kegiatan intervensi pembuatan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) percontohan secara sederhana pada hari Rabu, 16 Januari 2024 di Lingkungan Padangtangalau, Kelurahan Balleangin, Kabupaten Pangkep. Intervensi tersebut dihadiri oleh staf kelurahan, tokoh masyarakat, dan masyarakat Balleangin.
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan pada PBL I sebelumnya, Posko 33 mendapatkan beberapa prioritas masalah yang menjadi fokus dan acuan pelaksanaan intervensi di PBL II, salah satunya yaitu minimnya penerapan SPAL yang memadai pada setiap rumah tangga yang ada di Lingkungan Padangtangalau, Kelurahan Balleangin. Dengan adanya prioritas masalah tersebut, Posko 33 mengimplementasikan intervensi berupa pembuatan SPAL percontohan menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitar masyarakat.
Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 12 siang dilakukan dengan metode demonstrasi disertai edukasi langsung kepada masyarakat terkait fungsi dan langkah-langkah pembuatan SPAL sederhana di rumah tangga masing-masing. Tujuannya yaitu peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk mencegah tingginya angka diare yang ada di Indonesia.
Pembuatan SPAL percontohan berhasil dilakukan dengan mendapatkan respon baik dari masyarakat yang menjadi sasaran program intervensi. Berdasarkan observasi langsung yang dilakukan oleh mahasiswa Posko 33 PBL II FKM Unhas terdapat peningkatan kesadaran dan pemahaman masyarakat terkait tujuan dan langkah-langkah pembuatan SPAL sederhana. Dengan melibatkan masyarakat secara langsung, program intervensi ini diharapkan dapat mendukung pencapaian target SDGs yang ke-6, yaitu menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua.
Sebagaimana dilansir Kementerian PPN/Bappenas, tujuan SDGs ke-6 memiliki delapan target, salah satunya yaitu pada 2030 memperluas kerjasama dan dukungan internasional dalam hal pembangunan kapasitas bagi negara-negara berkembang, dalam program dan kegiatan terkait air dan sanitasi, termasuk pemanenan air, desalinasi, efisiensi air, pengolahan air limbah, daur ulang dan teknologi daur ulang. Sehingga diharapkan dengan adanya intervensi yang telah dilakukan, dapat meningkatkan minat masyarakat dalam membuat SPAL pada rumah tangganya masing-masing untuk menekan angka kejadian penyakit utamanya diare.