Jeneponto, 26 Juni 2025 — Mahasiswa Posko 23 dari Praktik Belajar Lapangan (PBL) III Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin kembali melaksanakan kegiatan lanjutan di Desa Bontosunggu, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto. Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil intervensi pada PBL II, khususnya penyuluhan mengenai bahaya merokok dan hubungannya dengan kejadian stunting, yang sebelumnya telah diberikan kepada siswa-siswi SMPN 7 Tamalatea.
Posko 23 dibina oleh dosen pembimbing St. Rosmanely, SKM., MKM., dan beranggotakan enam mahasiswa dari berbagai departemen, yaitu Nur Alisa Rahim (Kesehatan Lingkungan), Inayah Nur Rahmaniyah (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), Isni Apriana (Epidemiologi), Fitri Siska Busdir (Administrasi dan Kebijakan Kesehatan), Muhammad Azizul Hakim (Manajemen Rumah Sakit), serta Ahmad Khairul Aqila (Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku).
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa tentang bahaya merokok dan kaitannya dengan stunting, pasca-penyuluhan yang menggunakan media edukatif seperti permainan ular tangga dan presentasi. Kegiatan ini diikuti oleh 20 siswa kelas VIII dan menggunakan instrumen post-test untuk mengukur dampaknya. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan setelah penyuluhan, meskipun terjadi penurunan tingkat pemahaman enam bulan setelahnya. Namun, nilai tersebut masih lebih tinggi dibandingkan sebelum intervensi dilakukan.
Upaya ini sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 2, yaitu Zero Hunger, mengingat stunting berkaitan erat dengan kekurangan gizi kronis. Edukasi tentang gizi, dampak jangka panjang stunting, dan pencegahannya diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga asupan gizi seimbang, yang berujung pada penurunan prevalensi stunting dan perbaikan status gizi masyarakat.
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh adik-adik mahasiswa PBL III FKM Unhas. Ini sangat membantu kami dalam upaya pembinaan siswa. Saat ini, memang masih ada beberapa siswa yang kedapatan membawa rokok ke sekolah, meskipun kami sudah rutin melakukan pemeriksaan. Kami berharap edukasi yang diberikan melalui kegiatan ini bisa menanamkan pemahaman yang lebih mendalam kepada para siswa mengenai bahaya merokok, baik bagi kesehatan mereka sendiri maupun lingkungan sekitar,” ujar Rustan.