Zero dose immunization adalah kondisi di mana seorang anak tidak menerima dosis apapun dari vaksin dasar yang direkomendasikan pada usia tertentu. Vaksin dasar ini meliputi vaksin BCG, polio, pentavalen, dan vaksin campak. Anak-anak yang tidak menerima vaksin dasar ini disebut sebagai zero dose children. Pemberian imunisasi dasar sangat berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang bayi. Apabila anak memiliki status kesehatan kurang baik maka anak akan mengalami perlambatan pertumbuhan dan perkembangan. Anak yang mengalami penyakit kronis akan menyebabkan berkurangnya kemampuan anak untuk berkembang.
Oleh karena itu, Direktorat Bina Penggerakan Lini Lapangan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bekerja sama dengan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan dengan dukungan Forum KAP RCCE+ menggelar pelatihan pendampingan tim pendamping keluarga (TPK) Zero Dose Immunization secara paralel di Kota Makassar dan Kabupaten Gowa, Kamis (24/10/2024).
Kegiatan yang didukung oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Makassar dan Kabupaten Gowa ini diikuti oleh masing-masing 100 orang TPK yang terdiri atas bidan, kader PKK, dan kader KB serta penyuluh KB.
Forum KAP RCCE+ sebagai salah satu mitra strategis BKKBN mengutus Andi Khaerani Syahrani Hakim, SKM, MKes sebagai fasilitator Komunikasi Antar Pribadi (KAP) di Kota Makassar dan Muhammad Rachmat, SKM, MKes di Kabupaten Gowa. Sementara itu, tim BKKBN diwakili oleh dr. Mila Yusnita; Asep Sopari, SPd, MSc; Tito A. Yuswono, SE, MSM; dan Susiin, SPd.
“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas TPK menerapkan KAP dalam mendampingi sasaran pencegahan stunting yang diharapkan meningkatkan cakupan imunisasi dasar dan menurunkan angka stunting di 17 provinsi prioritas, termasuk di Provinsi Sulawesi Selatan dengan lokus Kota Makassar dan Kabupaten Gowa,” jelas Muhammad Rachmat yang merupakan dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas).
“Materi KAP dimulai dengan terlebih dahulu bina suasana. Posisi tempat duduk peserta diacak menggunakan permainan angin berhembus. Penguatan prinsip-prinsip KAP menggunakan lagu,” jelas Andi Khaerani Syahrani Hakim.“Pengenalan nama untuk membangun keakraban menggunakan perkenalan nama bertumpuk, dilanjutkan dengan praktek non-verbal, dan seterusnya. Kemudian, praktik secara paralel dalam kelompok pada Sesi Siang oleh fasilitator BKKBN Sulsel,” tutup Andi Khaerani Syahrani Hakim yang berasal dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.