Tim mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) yang menjalankan program Praktik Belajar Lapangan (PBL) I di Desa Tellulimpoe, Kecamatan Marioriawa, Kabupaten Soppeng, berhasil menyelenggarakan Seminar Akhir sebagai puncak dari kegiatan pembelajaran berbasis komunitas yang telah berlangsung selama dua minggu, yaitu mulai tanggal 14-28 Juli 2025.
Seminar Akhir yang digelar pada hari Sabtu, 26 Juli 2025, di Aula Kantor Desa Tellulimpoe ini dihadiri oleh Kepala Desa Tellulimpoe, Sekretaris Desa, Perangkat Desa, Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas), Kader KPM dan Posyandu, Tokoh Masyarakat, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), hingga Mahasiswa KKN Tematik UNHAS Gelombang 114. Antusiasme yang tinggi terlihat dari partisipasi aktif peserta dalam sesi diskusi dan sharing pengalaman. PBL I ini dilaksanakan oleh delapan orang mahasiswa dengan latar belakang keahlian yang beragam. Dipimpin oleh Sahrul Ramadhan sebagai Koordinator Desa, didampingi tujuh anggota lainnya yaitu: Nurul Izza Aulia Risqia (K3), Rezki Samsuar (AKK), Mustaufiah Suadah (Epidemiologi), Aliyah Wardhani (Epidemiologi), Meuthia Humania Mahmud (AKK), Nadia Dwi Purnama (MRS), dan Aisyah Salsabila Putri (Kesling). Seluruh kegiatan berlangsung dibawah bimbingan supervisor Putri Pratiwi, SKM., MKM.
Melalui serangkaian kegiatan analisis situasi kesehatan masyarakat berdasarkan data primer yaitu pengumpulan data yang turun langsung ke masyarakat dan sekunder yang telah dikumpulkan dari kantor desa dan puskesmas serta pustu. Dan juga ada beberapa metode partisipatif seperti diskusi kelompok terarah (FGD), wawancara semi terstruktur, dan observasi digunakan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh dari permasalahan kesehatan yang ada dimasyarakat, tim berhasil mengidentifikasi tiga permasalahan kesehatan prioritas yang memerlukan perhatian serius di Desa Tellulimpoe.
Pertama, stunting yang masih menjadi ancaman serius bagi tumbuh kembang optimal anak-anak di desa ini. Temuan menunjukkan adanya keterbatasan pemahaman orang tua mengenai pentingnya gizi seimbang pada masa golden age, serta akses yang terbatas terhadap informasi kesehatan ibu dan anak yang berkualitas.
Selanjutnya hipertensi yang prevalensinya cukup tinggi di kalangan masyarakat dewasa dan lansia. Kondisi ini diperparah oleh kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara berkala, serta minimnya pemahaman tentang pola hidup sehat sebagai upaya pencegahan dan pengendalian,
Dan terakhir permasalahan pengelolaan sampah, akibat belum tersedianya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang memadai. Kondisi ini menyebabkan praktik pembakaran sampah dan pembuangan sampah yang tidak tepat, yang berdampak pada degradasi kualitas lingkungan dan berpotensi menimbulkan berbagai masalah kesehatan lingkungan.
Dalam sambutannya, Koordinator Desa, Sahrul Ramadhan menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan selama pelaksanaan PBL I. “Selama 12 hari beradaptasi dengan kehidupan masyarakat Desa Tellulimpoe, kami tidak hanya memperoleh data dan informasi, tetapi juga pembelajaran berharga tentang nilai-nilai kearifan lokal, solidaritas sosial, dan semangat kebersamaan yang mengagumkan,” ungkapnya.
Para peserta seminar memberikan respons yang sangat positif terhadap hasil identifikasi masalah dan menyatakan komitmen untuk berkolaborasi dalam upaya mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut melalui program-program intervensi yang akan dirancang pada fase PBL berikutnya.
Kegiatan ini mencerminkan implementasi nyata dari pendekatan pembelajaran berbasis masyarakat yang mengintegrasikan teori akademik dengan realitas lapangan. Seminar akhir ini juga sejalan dengan semangat Asta Cita, khususnya poin keempat yang menekankan peningkatan kualitas hidup manusia Indonesia melalui pembangunan kesehatan yang komprehensif. Selain itu, program ini berkontribusi terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama Goal 3 tentang Good Health and Well-Being serta Goal 17 mengenai Partnerships for the Goals.
Melalui inisiatif ini, mahasiswa FKM Unhas berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam transformasi kesehatan di level grassroots dengan menghadirkan solusi-solusi yang evidence-based, sustainable, dan responsif terhadap kebutuhan nyata masyarakat desa.