Home / Uncategorized

Sabtu, 26 Juli 2025 - 15:54 WIB

Mahasiswa Praktik Belajar Lapangan FKM Unhas Posko Desa Belo Gelar Seminar Akhir dalam Rangka Penentuan Prioritas Masalah Bersama Masyarakat dan Pemerintah Desa

Desa Belo, Kecamatan Ganra, Kabupaten Soppeng, 26 Juli 2025 — Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) Posko 31 menyelenggarakan Seminar Akhir Praktik Belajar Lapangan (PBL) I di Desa Belo, Kecamatan Ganra, Kabupaten Soppeng sebagai bagian dari rangkaian penutup PBL I yang telah dilaksanakan selama dua minggu, yaitu sejak 14 Juli hingga 28 Juli 2025.

Seminar akhir dilaksanakan pada hari Jumat, 26 juli 2025 dihadiri oleh 21 partisipan, yang terdiri dari Kepala Desa Belo, Wahyu Asharie A., S.IP., N.LP, dan jajarannya,  Ketua BPD Desa Belo, Drs. Syarifuddin beserta jajarannya, dan Kepala Puskesmas Ganra Mahmud Daming, SKM dan  dihadiri oleh Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, dan Kader Posyandu serta perwakilan warga Desa Belo.

Kegiatan Praktik Belajar Lapangan (PBL) dibimbing langsung oleh Ibu Dr. Nurul Syahriani Salahuddin, SKM., M.Kes. Dan dilaksanakan oleh mahasiswa PBL Posko Desa Belo yang berjumlah 8 orang, yaitu; Asher Adriel (Manajemen Rumah Sakit), Iin Kurnia (Administrasi dan Kebijakan Kesehatan), Poppy Evelyne Asik Sombo (Kesehatan Lingkungan), A. Aulia Mukarrama (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), Nurul Kalbi Pratiwi (Pomosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku), Nurul Fadilah Muzakir (Epidemiologi), Ghina Zhalsabila Rediastary (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), Fausyahira (Biostatistik).

Dalam sambutannya, Koordinator Desa Posko 31, Asher Adriel, menyampaikan terima kasih atas dukungan penuh dari pemerintah desa dan seluruh masyarakat Desa Belo selama proses pelaksanaan PBL I. Ia menekankan bahwa seminar akhir ini bukan hanya menjadi sarana pelaporan, tetapi juga sebagai bentuk akuntabilitas serta upaya membangun kesepakatan bersama dalam menyusun rencana intervensi berbasis masalah yang telah diidentifikasi.

Selama seminar, mahasiswa memaparkan hasil temuan dari analisis situasi kesehatan masyarakat berdasarkan data primer yaitu pengumpulan data yang turun langsung ke masyarakat  dan sekunder yang telah dikumpulkan dari kantor desa dan puskesmas. Dan juga ada beberapa metode partisipatif seperti diskusi kelompok terarah (FGD), wawancara semi terstruktur, dan observasi digunakan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh dari permasalahan kesehatan yang ada dimasyarakat.

Baca Juga  Air Matang, Anak Cemerlang: Posko 1 PBL II FKM UNHAS Gelar Penyuluhan Pentingnya Pengolahan Air Minum di Desa Banrimanurung, Kabupaten Jeneponto

Dalam seminar ini, mahasiswa memaparkan lima prioritas utama permasalahan kesehatan masyarakat Desa Belo  yang berhasil diidentifikasi melalui observasi, wawancara, dan kegiatan Focus Group Discussion (FGD). Prioritas masalah kesehatan pertama adalah penyakit Hipertensi atau tekanan darah tinggi menjadi masalah kesehatan utama yang banyak ditemukan pada orang dewasa dan lansia di Desa Belo. Perilaku gaya hidup yang kurang aktif dan kurangnya pemeriksaan kesehatan rutin dan keterbatasan pengetahuan dan pemahaman mengenai pengendalian tekanan darah menjadi faktor penyebab utama. Kedua adalah masalah kesehatan Stunting di Desa Belo masih menjadi tantangan yang signifikan karena keterbatasan pengetahuan gizi orang tua serta akses terhadap layanan kesehatan dan sanitasi yang belum memadai menjadikan penyakit stunting menjadi salah satu masalah utama pada masyarakat Desa Belo. Ketiga adalah penyakit Diabetes Melitus atau lebih dikenal penyakit gula di masyarakat menjadi masalah kesehatan disebabkan oleh konsumsi pola makan tinggi gula, kurangnya aktivitas, serta minimnya pemantauan kadar gula darah secara rutin sehingga banyak penderita belum menyadari kondisi kesehatannya karena gejala yang sering tidak dikenali. Dan yang keempat yaitu penyakit Diare menjadi masalah kesehatan yang sering terjadi pada masyarakat Desa Belo. Penyakit diare dikalangan masyarakat muncul apabila terjadi banjir sehingga menyebabkan kondisi air pada masyarakat kurang baik serta kebiasaan cuci tangan pakai sabun sebelum makan menjadi faktor penyebab. Serta yang kelima adalah masalah kesehatan yang kelima Anemia Remaja, pengetahuan anemia khususnya pada remaja putri masih sangat rendah. Hal ini berkaitan dengan kurangnya konsumsi makanan bergizi, tidak sarapan serta ketidakteraturan dalam mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) walaupun sudah dibagikan secara rutin dari puskesmas setiap hari Jumat.

Baca Juga  Waspada TBC! Mahasiswa KKN Unhas Sosialisasi Pentingnya Deteksi Dini di Desa Bungeng

Kegiatan Praktik Belajar Lapangan mencerminkan kolaborasi antara mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah desa dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara berkelanjutan. Melalui pendekatan yang berbasis partisipasi dan data lapangan, diharapkan solusi yang ditetapkan dapat lebih kontekstual dan berkelanjutan.

Pelaksanaan Praktik Belajar Lapangan (PBL) oleh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin berkaitan dengan Poin keempat dari Asta Cita, yang bertujuan tentang  peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam bidang sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas. Melalui kegiatan PBL, mahasiswa secara langsung terjun ke masyarakat untuk mengidentifikasi permasalahan kesehatan, memberikan edukasi, serta menyusun intervensi berbasis data yang relevan. Aktivitas ini tidak hanya membentuk kompetensi mahasiswa sebagai calon profesional di bidang kesehatan masyarakat, tetapi juga mendukung pembangunan masyarakat yang inklusif dan berkeadilan. PBL menjadi sarana dalam penerapan nilai-nilai Asta Cita, khususnya dalam memperkuat kontribusi pemuda dalam proses pembangunan serta mengurangi ketimpangan informasi dan akses layanan kesehatan di lingkungan masyarakat.

Selain itu, pelaksanaan PBL juga berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya Tujuan ke-3 yaitu Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan. Dengan pendekatan pembelajaran berbasis masyarakat, mahasiswa tidak hanya memahami teori tetapi juga memperoleh pengalaman langsung dalam mengamati, menganalisis, dan merespons permasalahan kesehatan yang nyata di lapangan. Hal ini mendorong pengembangan kemampuan praktis mahasiswa dalam merancang solusi kesehatan yang berdampak positif bagi masyarakat. Oleh karena itu, PBL berperan penting sebagai platform strategis dalam membentuk sumber daya manusia yang kompeten dan siap berperan aktif dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat secara berkelanjutan.

Acara ditutup dengan sesi dokumentasi bersama dan pernyataan komitmen untuk terus mendukung peningkatan kesehatan masyarakat di Desa Belo melalui kolaborasi yang erat antar berbagai pihak.

 

Share :

Baca Juga

Uncategorized

Hujan Lebat Ancam Perekonomian dan Pangan Warga Parangloe, Kota Makassar: Kegiatan EBL I Mahasiswa Gizi FKM Unhas

Uncategorized

FKM Unhas dan Universiti Putra Malaysia Perkuat Kolaborasi Internasional melalui Collaboration Meeting

Uncategorized

Edukasi Pencegahan Pernikahan Dini: Upaya Meningkatkan Kesadaran Remaja di Kelurahan Bulujaya, Kabupaten Jeneponto

Uncategorized

FKM Unhas Perkuat Program Kampus Sehat dengan Sinergi Tim Pokja dan Pimpinan Fakultas

Uncategorized

Menjaga Pesan Tetap Tersampaikan: Evaluasi Poster Cegah Stunting di Desa Karelayu

Uncategorized

Evaluasi Intervensi Poster Edukasi KEK: Mahasiswa PBL III FKM Unhas Posko 27 Nilai Dampak Poster di SMPN 5 Tamalatea

Uncategorized

Kreativitas Penanganan Sampah: FKM Unhas Gelar Penyuluhan Ecobrick di UPT SPF SDN Lakkang

Uncategorized

Posko 23 PBL II Fkm Universitas Hasanuddin Melakukan Intervensi Kesehatan Berupa Pemasangan Poster ”Cegah Stunting” di Desa Bontosunggu, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto